@phdthesis{digilib22722, month = {August}, title = {PENAFSIRAN MUHAMMAD ?ABID AL-JABIRI ATAS SURAH ALIKHLA{\ensuremath{>}} S DALAM KITAB FAHM AL-QUR?A{\ensuremath{>}}N AL-H\{AKI{\ensuremath{>}}M: AL-TAFSI{\ensuremath{>}}R AL-WA{\ensuremath{>}}D\}IH\} H\{ASB TARTI{\ensuremath{>}}B AL-NUZU{\ensuremath{>}}L}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM: 09530031 Salman Fariz}, year = {2016}, note = {Dr. Abd. Mustaqim, M.Ag,}, keywords = {tafsir, al-Jabiri, Surah al-Ikhla{\ensuremath{>}}s\}, Fahm al-Qur?a{\ensuremath{>}}n al-H\{aki{\ensuremath{>}}m: al-Tafsi{\ensuremath{>}}r al-Wa{\ensuremath{>}}d\}ih\} H\{asb Tarti{\ensuremath{>}}b al-Nuzu{\ensuremath{>}}l}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/22722/}, abstract = {Al-Jabiri adalah salah satu intelektual cum filsuf asal Maroko. Bahkan dalam wacana hermeneutika al-Qur?an, namanya termasuk dalam salah satu mufassir kontemporer yang berusaha merefleksikan teks dengan pendekatan keilmuan yang sejalan dengan semangat zamannya. Pemikirannya mengenai al- Qur?an, ia tuangkan dalam dua buah karyanya: (1) Madkhal ila{\ensuremath{>}} al-Qur?a{\ensuremath{>}}n al- Kari{\ensuremath{>}}m sebagai karya teoretis tentang ke-al-Qur?an-an, dan (2) Fahm al-Qur?a{\ensuremath{>}}n al- H\{aki{\ensuremath{>}}m: al-Tafsi{\ensuremath{>}}r al-Wa{\ensuremath{>}}d\}ih\} H\{asb Tarti{\ensuremath{>}}b al-Nuzu{\ensuremath{>}}l sebagai karya aplikatifnya di bidang tafsir al-Qur?an. Penelitian ini merupakan upaya menganalisis penafsiran surah al-Ikhla{\ensuremath{>}}s\} Muhammad ?Abid al-Jabiri dalam karya tafsirnya, Fahm al-Qur?a{\ensuremath{>}}n al-H\{aki{\ensuremath{>}}m: al- Tafsi{\ensuremath{>}}r al-Wa{\ensuremath{>}}d\}ih\} H\{asb Tarti{\ensuremath{>}}b al-Nuzu{\ensuremath{>}}l, dengan menggunakan metode penelitian deskriptif-analitik. Mengenai pemilihan surah al-Ikhla{\ensuremath{>}}s\} sebagai batasan objek kajian didasarkan pada sebuah riwayat bahwa surah ini menyamai sepertiga al- Qur?an. Adapun temuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Secara metodologis, karya al-Jabiri dapat dikategorikan sebagai tafsir dengan metode tarti{\ensuremath{>}}b al-nuzu{\ensuremath{>}}l dengan corak historis. Ditinjau dari sumber penafsirannya, al-Jabiri tidak membatasi dirinya terhadap karya-karya tafsir kontemporer, ia juga mengakomodasi tafsir-tafsir klasik. Karakteristik metodologi yang berbeda, memposisikan al-Jabiri sebagai penafsir (pemikir) berhaluan postmodenis yang berusaha keluar dari pola-pola penafsiran klasik. Karya tafsirnya secara metodologis mampu merefleksikan sebuah penafsiran yang berbasis pada kronologi sejarah dengan melibatkan banyak aspek seperti sosial, kultural, dan politik. Intinya, al-Jabiri melalui penafsirannya mengajak pembaca untuk berpikir secara historis sampai pada pemahaman yang utuh, holistik dan komprehensif terhadap setiap ayat-ayat al-Qur?an. Kaitannya dengan penafsiran surah al-Ikhla{\ensuremath{>}}s\}, al-Jabiri menggunakan kerangka tarti{\ensuremath{>}}b al-nuzu{\ensuremath{>}}l. Ia meletakkan surah al-Ikhla{\ensuremath{>}}s\} pada urutan ke-19 berdasarkan tarti{\ensuremath{<}}b al-nuzu{\ensuremath{>}}l-nya dan masuk pada al-marh\}alah al-u{\ensuremath{>}}la{\ensuremath{>}} tentang kenabian dan ketuhanan. Al-Jabiri memandang bahwa surah ini merupakan penegasan tentang Tuhan Dzat sekaligus menjadi titik awal peralihan term tentang Tuhan dari al-Rabb ke Allah. Selain itu, ia juga memposisikan surah al-Ikhla{\ensuremath{>}}s\} sebagai respons atas realitas kebertuhanan masyarakat Arab kala itu, yang telah mengenal dan mengimani Allah, namun mereka menyekutukan-Nya dengan berhala dan sejenisnya.} }