@mastersthesis{digilib22809, month = {July}, title = {HARMONI UMAT AGAMA DI PEDALAMAN MERATUS (Studi tentang Kerukunan Komunitas Dayak Meratus di Kecamatan Piani, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan)}, school = {UIN Sunan Kalijaga}, author = {NIM: 1420510050 Muhammad Ihsanul Arief}, year = {2016}, note = {Dr. Moh. Soehadha, S.Sos., M. Hum}, keywords = {HARMONI, UMAT AGAMA, PEDALAMAN MERATUS, Kerukunan Komunitas Dayak Meratus di Kecamatan Piani, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/22809/}, abstract = {Beberapa tahun terakhir muncul permasalahan yang terkait hubungan antar umat beragama. Hal ini membuat pemerintah cukup kewalahan dalam menanganinya. Kadang melalui pertimbangan mayoritas dan minoritas diputuskanlah sebuah perkara. Efektifitas putusan tersebut hanya bersifat sementara karena penyelesaian belum sampai akar-akarnya. Pada ranah lokal, kondisi sosial komunitas Dayak Meratus cenderung rukun dan aman walaupun mereka heterogen. Pemerintah juga tidak banyak terlibat untuk menertibkan lalu lintas hubungan warga, apalagi menyangkut urusan kerukunan umat beragama. Seperti yang penulis potret kondisi Desa Harakit saat ini yang multiagama (Islam, Kristen dan Kaharingan). Mereka hidup secara rukun serta membangun kerjasama dengan baik. Kebudayaan yang berkembang di sana menjadi titik tolak berfikir dan bentuk timbal balik warga sehingga terkonstruk hubungan harmonis. Tujuan penelitian yang penulis lakukan untuk mengetahui bagaimana pola hubungan antar pemeluk agama, serta mekanisme yang menyebabkan terjadinya integrasi antar penganut agama sehingga terwujudnya kerukunan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan teori Benedict Anderson, yakni imagined communities untuk melihat mekanisme penyebab integrasi di Desa Harakit. Adapun metode penelitian ini melalui metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Rumusan masalah dalam penelitian yaitu: Bagaimana pola hubungan antar penganut agama, dan mekanisme apa yang menyebabkan integrasi antar penganut agama dapat terjaga. Temuan peneliti untuk menjawab rumusan masalah pola hubungan komunitas Dayak Meratus dengan membagi tiga bentuk hubungan. Pertama hubungan Kaharingan dan Kristen yang dulu pernah mengalami kurang baik, sekarang melakukan perbaikan melalui kerjasama yang menjadikan toleran. Kedua, hubungan antara Kaharingan dan Islam lebih cenderung harmonis. Mitos fiktif yang berkembang mampu mengkonstruksi hubungan menuju arah kekerabatan. Ketiga, hubungan antara Islam dan Kristen peneliti anggap sedang melakukan persaingan karena keduanya sebagai pendatang yang sama-sama mencoba menarik perhatian warga yang masih Kaharingan. Hubungan ketiga keyakian tersebut secara umum relatif rukun, namun dominasi Kaharingan masih sangat kuat dan ditambah pengaruh Islam lebih banyak yang membuat Kristen sulit berkembang. Konversi agama tidak merusak hubungan mereka. Selanjutnya mekanisme integrasi ada dua bentuk untuk Desa Harakit, yakni mekanisme negara dan mekanisme lokal. Komunitas Dayak Meratus cendrung menggunakan mekanisme lokal. Analisis yang digunakan melihat bentuk integrasi melalui imagined communities. Timbulnya kekerabatan karena muncul bayangan akan satu kesukuan, namun etnis Banjar dan etnis pendatang lainnya cenderung integrasi melalui aruh. Mitos dua bersaudara berpotensi sebagai mekanisme integrasi oleh warga Dayak karena memiliki potensi muncul bayangan kekerabatan dangsanak antara orang Banjar (Islam) dan Dayak Meratus. Kata Kunci: Dayak Meratus, Pola Hubungan, dan Mekanisme integrasi} }