@phdthesis{digilib23178, month = {August}, title = {DUALISME KEPEMIMPINAN DALAM PARTAI GOLKAR}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM. 11370048 ACH BUSAIRI}, year = {2016}, note = {Drs. M. RIZAL QOSIM, M.Si.}, keywords = {Partai Golkar, Dualisme Kepemimpinan}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/23178/}, abstract = {Kehidupan partai politik sesungguhnya merupakan pilar utama penegak demokrasi politik yang efektif. Partai politik adalah yang paling mempunyai kesempatan dalam melakukan perubahan. Kekuasaan politik Negara secara terorganisasi berada pada partai politik Partai Golkar pada tahun 2014 terjadi perbedaan pandangan setelah pemilu Presiden, sehingga terjadi dualisme kepemimpinan. Keduanya antara Kubu Aburizal Bakrie dan Kubu Agung Laksono. Dimana keduanya saling berbeda pandangan terhadap pemerintah, Kubu Aburizal Bakri berada diluar pemerintahan bersama Koalisi Merah Putih (KMP) sedangkan Kubu Agung Laksono berada didalam pemerintahan dan bergabung bersama Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Perbedaan itu muncul ketika Rapimnas di Yogyakarta, dan menjadi puncak terjadinya konflik dualisme kepemimpinan didalam tubuh Partai Golkar sehingga menimbulkan dua kubu yang saling bersebrangan. Jenis penelitian yang digunakan adalah field reseach. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah lebih menekankan pada teknik wawancara bagaimana proses terjadinya dualisme di internal Partai Golkar, khususnya wawancara mendalam (depth interview). Yang kemudian di analisis dengan Teori Fiqh Siyasah. Penelitian dilakukan dengan menjelaskan tentang Dualisme Kepemimpinan dalam Partai Golkar dengan menggunakan teori kepemimpinan islam dan sosiologi politik. Hasil dari penelitian tersebut maka akan terlihat konflik dualisme yang terjadi selama ini didalam Partai Golkar. Mulai dari latar belakang dualisme, gagasan politik kubu Agung Laksono dan Aburizal Bakrie sampai upaya islah. Dan akan dianalisis dengan nilai-nilai Islam. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kedua kubu antara Aburizal Bakrie dan Agung Laksono dalam mencapai islah dan bersatu dalam mencapai semangat rekonsiliasi dalam Musyawarah Luar Biasa (Munaslub) merupakan tindakan yang sesuai dengan Fiqh Siyasah Syariyyah. Dan dualisme kepemimpinan ini sangat berpengaruh terhadap kondisi internal partai, aktifitas partai, dan kontribusi dana APBN/APBD.} }