%0 Thesis %9 Skripsi %A VINA AINI ROFIAH, NIM. 12510007 %B FAKULTAS USHULUDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2016 %F digilib:23232 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Spiritualitas, Ki Ageng Suryo Mentaran %P 120 %T KONSEP SPIRITUALITAS KI AGENG SURYOMENTARAM %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/23232/ %X Berbagai pemikiran dan perbuatan manusia dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya, sehingga setiap individu mempunyai karakter dan ciri khas masingmasing. Demikian juga dengan perjalanan hidup Suryomentaram. Kehidupan modern saat ini, manusia cenderung kepada kekuasaan yang lebih mengutamakan hal duniawi, hingga melupakan tujuan hidup yang semestinya, karena manusia tidak pernah puas akan keinginan-keinginan yang membelenggu dalam pikiran seseorang. Dampak yang membawa terhadap perilaku, sehingga menghambat kesadaran akan Tuhan. Melalui konsep spiritual Ki Ageng Suryomentaram, seseorang lebih bisa memahami akan hakikat rasa yang dialami oleh manusia. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan corak pemikiran Ki Ageng Suryomentaram, dan menjelaskan posisi spiritualitas manusia yang dilihat melalui realitas rasa yang dialami manusia dalam konsep spiritualitas Ki Ageng Suryomentaram. Jenis penelitian dalam kepenulisan ini adalah penelitian kualitatif. Teknik penarikan informan dengan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu dokumentasi dan teknik pengolahan data yang berupa diskripsi, interpretasi, dan menggunakan pendekatan filosofis, juga berupa analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kehidupan yang dialami manusia pada dasarnya menuntun untuk menjadi manusia sempurna yang semestinya, ketika berproses melalui realitas kehidupan terdapat berbagai macam rasa yang menimpa seseorang dalam menentukan prilaku hingga membawa kepada keadaan yang tenang, penuh syukur dan damai. Konsep spiritual dalam pemikiran Ki Ageng Suryomentaram membawa kepada proses spiritual terhadap realitas kehidupan yang didasarkan atas rasa yang dialami oleh seseorang. Rasa yang dialami manusia pada dasarnya seseorang harus mengenal diri sendiri, sehingga untuk mencapai puncak melalui konsep spiritualitas mudah untuk dicapai. Mawas diri merupakan konsep utama spiritualitas dalam mencapai kebahagiaan mutlak, sehingga untuk mencapai tahapan konsep lainnya, seseorang harus memahami rasa sendiri hingga kemudian mawas diri terhadap prasangka rasa yang dialaminya. Kramadangsa tumbuh ketika catatan-catatan yang dirasakan manusia muncul, catatan itu adalah berupa pengalaman hidup manusia yang didapati dari seseorang melihat, mendengar meraba. Catatan-catatan yang jumlahnya jutaan ini hidup seperti hewan, kalau diberi makan berupa perhatian dan semakin kuat, kalau tidak diberikan perhatian akan mati. Ketika catatan itu hidup, maka akan muncul berupa keinginan yang menguasai pikiran. Akan tetapi jika kramadangsa itu mati, maka yang ada adalah “manusia tanpa ciri”. Manusia tanpa ciri merupakan puncak kebahagiaan spiritualitas, dimana seseorang mampu memahami akan hakikat rasa yang sebenarnya sehingga membawa pada puncak kebahagiaan absolut berupa spiritualitas.