eprintid: 23368 rev_number: 10 eprint_status: archive userid: 77 dir: disk0/00/02/33/68 datestamp: 2017-01-05 07:18:26 lastmod: 2017-01-05 07:18:26 status_changed: 2017-01-05 07:18:26 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: ROHADI, NIM. 09350047 title: HADHANAH TERHADAP ANAK AKIBAT PERCERAIAN (STUDI TERHADAP PEMIKIRAN MAZHAB SYAFI’I DAN RELEVANSINYA DENGAN HUKUM KELUARGA DI INDONESIA) ispublished: pub subjects: HuKe divisions: jur_aas full_text_status: restricted keywords: hadhanah, anak akibat perceraian, hukum keluarga note: Dr. H. Agus Moh. Najib, M.Ag. abstract: Pernikahan dan perwujudannya merupakan hasrat alami manusia yang terbaik dengan naluri. Hal ini merupakan salah satu berkah terbesar dari Allah SWT, keinginan untuk membangun keluarga, inilah yang menghindarkan kaum muda dari fantasi terhadap mimpi-mimpi yang tak masuk akal dan segala kecemasan batin, tetapi jika ada konflik dalam keluarga, rumah tangga akan berubah menjadi penjara. Dari sebuah rumah tangga segala persoalan kehidupan manusia timbul, bila perselisihan suami istri itu menimbulkan permusuhan dan menimbulkan bibit kebencian antara keduanya sehingga tidak ada jalan lain, sedangkan ikhtiar untuk perdamaian tidak dapat disambung lagi, maka percerianlah jalan satu-satunya yang menjadi pemisah diantara mereka. Apabila terjadi perceraian maka siapakah yang berhak mengasuh anak-anak (hadhanah). Bagaimana Pandangan dan argumen mazhab Syafi’i tentang Hadhanah terhadap anak akibat perceraian orang tua, dan bagaimana Relevansinya dengan aturan hukum keluarga yang terjadi di Indonesia. Penyusun ingin menjawab rumusan masalah yaitu Pandangan dan argumen mazhab Syafi’i tentang Hadhanah terhadap anak akibat perceraian orang tua dan Relevansinya dengan aturan hukum keluarga yang terjadi di Indonesia, penyusun menggunakan jenis penelitian pustaka (library research) menelusuri atau mengkaji berbagai buku dan tulisan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti. Penelitian ini menggunakan pendekatan Normatif-Yuridis yaitu menganalisis data dengan menggunakan pendekatan kaidah yang menjadi pedoman, agar hukum positif maupun hukum agama dapat dipahami dengan mudah, karena sebenarnya agama itu sendiri diturunkan untuk kepentingan sosial. Kesimpulan, golongan Syafi’iyyah mengatakan bahwa tidak ada batas masa tertentu untuk hadhānah, masa hadhānah adalah sampai anak tersebut mumayyiz atau sampai anak tersebut bisa menemukan pilihannya ikut ayahnya, namun pengasuhan anak terhadap salah satu dari kedua orang tuanya bukan merupakan penetapan yang bersifat permanen, akan tetapi sewaktu-waktu hak pengasuh anak tersebut dapat berubah jika terdapat hal yang menyebabkan gugurnya hak asuh anak. Tujuan dari kompilasi hukum Islam bahwa prinsip-prinsip pemeliharaan anak (hadhanah) merupakan kewajiban bersama antara suami dan istri dan ketentuan seorang ibu bertanggung jawab terhadap penyusuan (rada’ah), pengasuhan dan pendidikan sedangkan ayah bertanggung jawab terhadap biaya pemeliharaan anak. Ketika terjadi perceraian diantara kedua orangtua maka ibu yang lebih berhak untuk mengasuhnya. date: 2016-08-22 date_type: published pages: 104 institution: UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA department: FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM thesis_type: skripsi thesis_name: other citation: ROHADI, NIM. 09350047 (2016) HADHANAH TERHADAP ANAK AKIBAT PERCERAIAN (STUDI TERHADAP PEMIKIRAN MAZHAB SYAFI’I DAN RELEVANSINYA DENGAN HUKUM KELUARGA DI INDONESIA). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/23368/1/09350047_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/23368/2/09350047_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf