%0 Thesis %9 Skripsi %A ZA’IM ACHMAD, NIM. 09523009 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2016 %F digilib:23471 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K KonsepBertuhan, Resistensi Agama, Bertrand Russell. %P 108 %T KONSEP BERTUHAN TANPA AGAMA DALAM PEMIKIRAN BERTRAND RUSSELL (1872 - 1970 M) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/23471/ %X Agama disinyalir sebagai pemicu kejadian-kejadian di luar kemanusiaan. Seorang pemikir bebas yang agnostik-menunda untuk mengiyakan atau menolak akan keberadaan Tuhan- sampai ditemukan bukti yang konkret tentang keberadaannya. Pemikiran-pemikiran Bertrand Russel diharapkan mampu menjadi doronganbagi kehidupan beragama saat ini. Tuhan telah menjadi sesuai dengan gambaran masing-masing pemeluk. Sementara, makna Tuhan yang lain adalah Tuhan yang tak mampu difikirkan. Sampai sekarang bertuhan telah menjadi kebutuhan akan eksistensi manusia. Pada beberapa kondisi agama telah dijadikan sebagai institusi yang mendukung timbulnya bermacam-macam diskriminasi. Konsep bertuhan tanpa agama merupakan penolakan terhadap keberadaan agama yang cenderung tidak mendamaikan. Penelitian ini menganalisis tentang bagaimana konsep Tuhan tanpa agama atas pemikiran Bertrand Russell, dengan secara khusus menelusuri akarakar dari agnostiknya Russell. Atas dasar tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-interpretatif, peneliti mencoba membedah secara kritis bagaimana pandangan Russell tentang konsep bertuhan tanpa agama. Karena, konsep ini melawan akan keberadaan agama, namun dengan bertuhan yang menghasilkan kemanusiaan. Di sinilah agama perlu adanya rasionalitas dalam praktik beragama. Bertuhan tanpa agama barangkali menjadi solusi atas apa-apa yang terjadi dalam permasalahan atas kasus yang disebabkan oleh alasan politis manusia beragama. Penelitian ini secara khusus membahas satu rumusan masalah, yaitu bagaimana pandangan Russell terhadap konsep bertuhan tanpa agama. Dengan berpijak pada satu rumusan masalah di atas, penelitian ini menyimpulkan tiga hal, sebagai berikut : Pertama, dua kutub yang berlawanan. Munculnya pandangan manusia bertuhan tanpa agama yang dicetuskan oleh Bertrand Russell menjadi salah satu kutub diantara kutub-kutub manusia bertuhan juga beragama (theis). Kedua, menghadirkan eksistensi tuhan. Walau bagaimanapun keadaannya, baik dalam ruang waktu yang berbeda maupun sama, eksistensi Tuhan sekalipun tidak mungkin, namun tidak mustahil. Ketiga, resistensi terhadap agama-membuahkan kemanusiaan. Beberapa manusia beragama yang menjadikan dogma sebagai alasan untuk saling menindas menjadi hal penting yang harus diperhatikan dan dipahami gejala kemunculannya agar dapat ditemukan manusia yang memanusiakan manusia dengan harapan hubungan harmonis antara garis vertikal dan horizontal. %Z Dr. Ustadi Hamsah, M.Ag.