%0 Conference Paper %A AHMAD, MUNAWAR %B Diskusi Imiah Dosen Tetap UIN Sunan Kalijaga Tahun Ke -32 %C Sekertariat Diskusi Malam Sabtu UIN Sunan Kalijaga %D 2012 %F digilib:23675 %K KRITIK, ATASEMPIRIK, MUSYA ASY'ARIE %P 1-5 %T KRITIK ATAS KONSEP TUHAN EMPIRIK MUSYA ASY'ARIE %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/23675/ %X Di dalam filsafat, pembicaraan mengenai Tuhan adalah pembicaraan yang biasa saja, berbeda jika membicarakan Tuhan dalam agama.Tuhan seperti materi lain, bebas untuk dilipat, dibungkus, dikritisi bahkan diguguat sekalipun. Nietzches adalah salah satu filsuf yang berupaya menjelaskan Tuhan secara dekonstruktif, walaupun demikian pemikiran Nietzches menjadi keunikan baru dalam berfilsafat. Berkaitan dengan hal tersebut, Prof Dr.Musya Asyarie pun, melontarkan sebuah konsep Tuhan Empirik. Dalam artikelnya, Musa Asyarie (MA) yang berjudul Pengayaan Spiritualitas Tuhan Empirik, menguarikan secara singkat tentang konsep Tuhan Empiriknya. Tuhan merupakan fenomena misteri yang menarik untuk diperbicangkan dan dipersepsikan. Setidaknya, sebagai orang beragama, entah apapun agamanya, manusia dibuat sadar bahwa ada sosok misteri yang ikut terlibat dalam keputusan hidup. Seperti halnya, pengalaman pribadi MA, yang diakuinya, sebagai inspirasi dari lahirnya konsep Tuhan Empiriknya. Pengalaman hidup MA menjadi medium lahirnya persepsi MA (Pasiak (2012}:31) terhadap Tuhannya yang unik. Karena MA menyakini tidak ada larangan man usia mempresepsikan Tuhannya. Pada dasarnya tidak ada larangan untuk mempersepsikan Tuhan, tetapi harus diyakini bahwa persepsi tentang Tuhan adalah bukan Tuhan itu sendiri. Artinya persepsi itu harus diletakkan dalam ruang yang terbuka, relative dan berubah sesuai dengan perubahan situasi dan kondisi yang mempersepsikannya. Pandangan ini merupakan konsep pertama Tuhan model MA,yang disebutnya sebagai Tuhan Persepsi (A/1/ah Alldrakiy). Pada level tersebut, man usia membayangkan Tuhan sebagaimana ia bayangkan saja, jika dalam suasana sakit, maka ia membayangkan jika Tuhan itu jahat, dan sebaliknya. Sedangkan pada konsep ke dua, MA menjelaskan konsep Tuhan konsepsi (A/1/ahi AL Aqly), yakni Tuhan yang didefinsikan oleh batasan pengertian . seperti missal, Tuhan dikonsepsikan sebagai Pencipta, maka secara logis, nalar manusia akan menempatkan kerja Tuhan sebagai logika pertukangan (Pasiak (2012): 32) 1 Dosen Sosiologi Agama, F.Ushuluddin, Studi Agama, Pemikiran Islam,