TY - JOUR ID - digilib23750 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/23750/ IS - No. 2 A1 - Sunardi, . N2 - Cultural studies in the development of humanities studies is now in a problematic position, if not the opposite. While cultural studies pivot on the practice of meaning in the context of change, humanities sciences nowadays dwell on the mastery of knowledge and skills. It tends to forget its original purpose as studies that aim to humanize humans. To resolve this problem so that both have creative power, the humanities studies must have the courage to present the studies in three-channel mode, namely political, textual and post-disciplinary. Meanwhile, to preserve its anticipatory power, cultural studies must no longer shy to enter the territory of aesthetics and ethics in its studies. Kajian Budaya dalam pengembangan Ilmu-ilmu Humaniora sekarang berada dalam posisi problematis, kalau bukan berseberangan. Sementara Kajian Budaya berporos pada praktik pemaknaan dalam konteks perubahan, Ilmu-ilmu Humaniora dalam perkembangan sekarang berkutat pada penguasaan pengetahuan dan ketrampilan, lupa akan tujuan awalnya sebagai ilmu yang bertujuan untuk memanusiawikan manusia. Untuk menyelesaikan problem ini agar keduanya memiliki daya kreatif, maka Ilmu-ilmu Humaniora harus berani menghadirkan dalam kajiannya tiga saluran corak, yaitu politis, tekstual dan paska-disipliner, sementara itu, Kajian Budaya tidak bisa lagi malu-malu memasuki wilayahestetika dan etika dalam kajiannya agar Kajian Budaya tidak kehilangan daya antisipatif. Kata kunci: perubahan; kajian budaya; ilmu-ilmu humaniora; daya kreatif dan antisipatif. VL - Vol.10 TI - SIGNIFIKANSI KAJIAN BUDAYA BAGI PENGEMBANGAN ILMU-ILMU HUMANIORA AV - public EP - 394 Y1 - 2011/12/01/ PB - Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga JF - ADABIYYAT KW - perubahan KW - kajian budaya KW - ilmu-ilmu humaniora KW - daya kreatif dan antisipatif. SN - 1412-3509 SP - 388 ER -