TY - THES N1 - 1. Dr. AHMAD BAHIEJ, S.H., M.Hum. 2. LINDRA DARNELA, S. Ag., M.Hum. ID - digilib23942 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/23942/ A1 - FEBRIANA YULI HASTUTI, NIM. 12340030 Y1 - 2016/08/29/ N2 - Objek tindak pidana psikotropika adalah obat-obatan psikotropika, sedangkan Subjek tindak pidana psikotropika adalah para pengguna psikotropika tanpa izin, dan para pengedar yang ilegal melakukan peredaran psikotropika tidak sesuai dengan izin yang telah diberikan pejabat yang berwenang. Penyerahan psikotropika dalam rangka peredaran hanya dapat dilakukan oleh apotek, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dan dokter. Jika dalam peredaranya tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku maka disebut penyalahgunaan psikotropika seperti mengonsumsi berlebihan atau tidak sesuai aturan bahkan memperjualbelikannya. Penyalahgunaan yang terjadi dengan menggunakan kartu pasien dan resep dokter dilakukan dengan mendapatkan resep dari beberapa dokter dan menebusnya di apotek, dengan begitu obat yang didapatkan lebih banyak dan diperjualbelikan. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penegakan hukum dan peran serta masyarakat dalam tindak pidana psikotropika dan penerapan sanksi pidana dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 terhadap tindak pidana psikotropika. Penelitian bersifat yuridis-empiris, yaitu ketentuan peraturan perundangundangan harus dilaksanakan sesuai dengan apa yang tercantum di dalam peraturan yaitu Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika, empiris yaitu kenyataan yang dilakukan penegak hukum dalam menindaklanjuti penyalahgunaan psikotropika dengan kartu pasien dan resep dokter di Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan dalam menyusun skripsi ini adalah penelitian lapangan (field research) terhadap obyek yang akan diteliti yaitu peredaran psikotropika di Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa pihak kepolisian sulit membuktikan atau mengakses data pasien dari dokter, tidak adanya komunikasi antar dokter untuk memastikan satu pasien untuk mendapatkan satu resep sehingga memungkinkan untuk adanya penyalahgunaan, hal positif yang didapat adalah adanya komunikasi dan kerjasama yang baik antara dokter dan apotek jika memang ada pasien yang mencurigakan atau memaksa untuk diresepkan obat yang mengandung psikotropika, tetap dilayani oleh dokter namun resep tidak bisa di tebus di apotek. PB - UIN Sunan Kalijaga KW - Psikotropika KW - kartu pasien KW - resep dokter M1 - skripsi TI - PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PENYALAHGUNAAN PSIKOTROPIKA DENGAN KARTU PASIEN DAN RESEP DOKTER (STUDI KASUS DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2016) AV - restricted EP - 112 ER -