TY - THES N1 - Dr. H. Fahruddin Faiz, S.Ag., M.Ag. ID - digilib24182 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/24182/ A1 - Khairiyanto, NIM: 12510083 Y1 - 2016/05/24/ N2 - Syatahat sebagai ungkapan para sufi masih menjadi problem dalam keagaaman, utamanya di kalangan ulama? fiqh. Sebagai sebuah ungkapan yang nyeleneh, ia merupakan hasil dari sufi yang mengalami sebuah ekstase atau di bukanya selubung hijab dirinya. Karenanya, dimensi manusia (nasut) hilang digantikan dimensi ketuhanan (lahut). Dan ia mengalami fana? sekaligus baqa? dalam dirinya. Pada proses tersebut, sufi yang mengalami ekstase jelas menemukan kepurnaan dalam dirinya. Utamanya dalam buku Tarian Mabuk Allah karya Kuswaidi Syafi?ie. Sebagai penyair sufi yang memulai kiprahnya melalui puisi, jelas hal ini berbeda dengan sufi penyair yang berkaitan langsung dengan pengalamannya yang di lihatnya, di dengarnya, di rasanya. Untuk itu, di pandang perlu penulis melakukan sebuah pemetaan, baik ciri khas syatahat, kesamaan dan perbedaan. Lebih pada itu, kaitannya dengan kehidupan. Artinya relevansi antara karya yang dihasilkan melalui renungan dengan kehidupannya. Sehingga, tidak ada yang muskil antara karya yang dihasilkan dengan lelaku yang berkaitan dengan kehidupannya. Problematika yang dihadapi dalam kategori Kuswaidi sebagai penyair sufi, jelas sebuah pencarian akan dimensi dirinya. Untuk pengawalan yang intens pada penelitian, sebagai kerangka dalam menentukan objek terhadap yang diteliti. Metode yang digunakan dalam membedah buku tersebut, penulis menggunakan hermeneutika utamanya hermeneutika Hans Georg Gadamer. Metode hermeneutika yang digunakan penulis tidak lain untuk membuka selubung makna yang masih tabu dalam tubuh karya. Metode ini bertujuan untuk memberikan makna yang dikandung dalam karya menjadi suatu nilai tawar bagi pembaca buku Tarian Mabuk Allah. Temuan dari wawancara, dokumentasi sangat membantu penulis dalam menemukan objek penelitian sebagai bentuk pengukuhan dari metode penelitian yang digunakan. Setelah temuan data-data yang konkret, baru penulis melakukan sebuah telaah lebih dalam lagi terhadap buku Tarian Mabuk Allah. Yang jelas, penulis langsung mewancarai pihak yang terkait ketika ada persoalan yang belum sepenuhnya dimengerti. Daripada itu, penulis menemukan relasi antara karya dan kehidupan Maka, temuan penulis bahwa antara karya dan kehidupannya begitu nampak sama, seperti apa yang memang ada dalam karya yang dihasilkan. Problem yang semula menghantui penulis terjawab, meski tidak sepenuhnya bersifat final. PB - UIN Sunan Kalijaga KW - Syatahat KW - Tarian Mabuk Allah. M1 - skripsi TI - SYATAHAT DALAM PUNCAK EKSTASE ILAHIYAH (Perspektif Hermeneutika Terhadap Buku Tarian Mabuk Allah) AV - restricted EP - 253 ER -