%0 Thesis %9 Skripsi %A FITRIYANI, NIM. 11520036 %B Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam %D 2016 %F digilib:24183 %I UIN Sunan Kalijaga %K GEREJA ST. ANTONIUS, Agama, Katolik %P 102 %T MAKNA AIR DALAM RITUAL PEMBAPTISAN DI GEREJA ST. ANTONIUS, KOTA BARU, YOGYAKARTA %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/24183/ %X Agama Katolik merupakan kelanjutan dari tradisi Yahudi yang mendasarkan sejarah awalnya pada posisi air yang disucikan, yakni Sungai Yordan. Sejarah Yesus dalam keempat Injil juga menguraikan secara detail bagaimana Sungai Yordan telah menjadi “sumber nilai” bagi ajaran Kristiani. Sungai Yordan menjadi penanda utama bahwa air dipahami sebagai nilai filosofis yang mengandung makna sakral bagi perkembangan Kristiani awal. Selanjutnya, untuk menyelami sebuah ritual keagamaan tidak mungkin bisa dilakukan tanpa mengetahui secara mendalam aspek emosional si penganut agama tersebut. Salah satu ritual dalam konteks ini adalah pembaptisan dalam agama Kristen, khususnya di Gereja St. Antonius Kotabaru Yogyakarta, namun secara umum ritual pembaptisan tidak dapat melepaskan diri dari unsur utamanya yaitu air. Ada dua hal yang menjadi fokus kajian skripsi ini, yaitu: 1) Bagaimana prosesi ritual pembaptisan di Gereja St. Antonius Kota Baru Yogyakarta, 2) Apa makna air dalam ritual pembaptisan bagi jemaat Katolik di Gereja St. Antonius Kota Baru Yogyakarta. Dengan demikian penelian ini bertujuan untuk menjawab makna air dalam ritual pembaptisan bagi jemaat Katolik di Gereja St. Antonius, Kotabaru, Yogyakarta. Jenis penelitian ini yaitu penelitian lapangan (Field Reserch) dan Metode dalam pengumpulan data menggunakan tehnik wawancara, observsi, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan antropologis, sedangkan metode analisis data menggunakan metode deskriptif, dengan merujuk pada teori semiotika Roland Barthes. Berdasarkan pendekatan dan metode yang digunakan, terungkap bahwa makna air dalam ritual baptis di Gereja St. Antonius Kotabaru Yogyakarta, dipahami oleh jemaat sebagai yang suci dan diyakini menjadi sarana Tuhan dalam memberikan kehidupan baru bagi anak-anak yang dibaptis, hidup baru dalam ilahiah, yakni dengan iman Kristen. Teori Barthes membedakan makna ke dalam dua dimensi yakni dimensi makna secara denotatif dan konotatif. Dalam konteks denotatif makna air belum dianggap suci karena belum disucikan oleh imam besar gereja (makna secara umum), pada makna konotatif dilihat ketika air dianggap suci karena telah didoakan oleh imam besar gereja (makna secara khusus). Saat si anak telah dibaptis dengan menggunakan air suci tersebut ia akan selalu mendapatkan anugerah ilahiah dan berkat dari Yesus Kristus, berkat tersebut-lah yang nantinya akan selalu membimbing si anak dalam menjalani hidupnya yang masih panjang. %Z Dr. Roma Ulinnuha, M.Hum