@phdthesis{digilib24240,
           month = {June},
           title = {KONSEP KESATUAN WUJUD (Analisis Filosofis atas Puisi-puisi Abdul Hadi W.M)},
          school = {UIN Sunan Kalijaga},
          author = {NIM. 11510048 MUHAMMAD RASYIDI},
            year = {2016},
            note = {Dr. H. Syaifan Nur, M.A.},
        keywords = {Tuhan, Kesatuan Wujud (wahdat al-wujud), Puisi, Abdul Hadi},
             url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/24240/},
        abstract = {Persoalan tentang Tuhan baik dalam esensi atau eksistensinya tidak pernah
final. Bila ada satu satu tesis tentang Tuhan, maka akan bermunculan ragam
antitesis tentang Tuhan. Begitulah dalam sejarahnya, konsepsi tentang Tuhan
selalu berubah dan aktual dari masa ke masa.
Para kaum sufi mempunyai konsepsi tersendiri dalam memandang Tuhan.
Khususnya mereka yang menganut paham wahdat al-wujud. Wahdat al-wujud
dalam bahasa Inggris disebut dengan unity of being atau unity existence
merupakan sebuah paham yang memandang bahwa tidak ada wujud selain wujud
Tuhan. Wujud-wujud di alam raya ini hanyalah ilusi, yang mutlak adalah wujud
Tuhan. Secara subtansial, Tuhan merupakan ruh dari alam semesta, sehingga
wujud-wujud di alam raya juga wujud Tuhan dalam bentuk nama-nama yang
mungkin. Sementara wujud Tuhan secara mutlak bukanlah alam raya ini,
melainkan Wujud yang ?Satu? yang tak bisa dicerap oleh indra.
Pada sisi yang lain, paham kesatuan wujud memandang bahwa manusia
dengan Tuhan bisa ?menyatu? secara spiritual, secara ontologis bukan
epistemological. Proses penyatuan itu bisa dilakukan dengan men-fana-kan diri,
sehingga ia terpilih oleh sebagai tempat berjalli-Nya Tuhan. Dalam konteks itulah
dua jenis yang berbeda itu (Tuhan dan manusia) bersatu.
Pada umumnya, mereka yang mengalami penyatuan dengan Tuhan akan
mengungkapkan kalimat syathahiyat, menganggap bahwa dirinya bertemu Tuhan,
menyaksikan Tuhan. Ungkapan-ungkapan itu kadangkala serupa puisi yang kaya
metafor, sehingga perlu penafsiran ulang. Misalnya, al-Hallaj mengungkapkan
?ana al-Haqq? yang secara harfiah bermakna aku adalah Tuhan, tidak bisa
diterima begitu saja. Karena hal itu merupakan ungkapan dalam keadaan fana,
dalam keadaan hilang kesadarannya sebagai manusia.
Abdul Hadi dengan puisi-puisinya mempunyai ungkapan-ungkapan yang
mirip dengan hal tersebut. Salah satu puisinya adalah ?Tuhan, Kita Begitu Dekat?,
sekalipun puisi ini tidak seperti ?ana al-Haqq?, namun dekat dalam pengertian ini
juga berarti bersatu dengan Tuhan. Puisi-puisi Abdul Hadi jika tidak berdasar
pada pengalamannya, maka ia berdasar pada analasis-analisisnya terhadap
kesatuan wujud pada sufi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif,
dan bersifat kepustakaan (liberary research) dengan bentuk analitis hermeneutik.
Penelitian ini menggunakan pendekatan tematis-filosofis, untuk mengetahui
pandangan Abdul Hadi tentang kesatuan wujud dalam puisi-puisinya. Objek
material dari penelitian ini adalah puisi ketuhanan Abdul Hadi dan wahdat alwujud
sebagai objek formal. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk
mendeskripsikan dan menganilisis konsep kesatuan wujud dalam pandangan
Abdul Hadi W.M secara filosofis.}
}