@phdthesis{digilib24414, month = {January}, title = {PENGARUH KESENIAN TRENGGANON TERHADAP MASYARAKAT DI PADUKUHAN PARAKAN WETAN, DESA SENDANGSARI, KECAMATAN MINGGIR, KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA (2003-2015 M)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM. 11120038 YULIA SARI MURWATI}, year = {2017}, note = {Badrun}, keywords = {Padukuhan Parakan Wetan, Desa Sendangsari, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/24414/}, abstract = {Pengaruh Kesenian Trengganon Terhadap Masyarakat di Padukuhan Parakan Wetan, Desa Sendangsari, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman Yogyakarta (2003-2015 M) Kesenian Trengganon adalah bentuk kesenian tradisional yang bernafaskan Islam. Kesenian ini merupakan perpaduan antara seni musik, seni tari, silat dan seni suara. Kesenian ini berasal dari Malaysia. Kata Trengganon diambil dari nama sebuah kota kecil bernama Trengganu di Negara Malaysia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Kesenian Trengganon mulai berkembang di Padukuhan Parakan Wetan, Sendangsari, Minggir, Sleman pada tahun 1983 M. Kesenian Trengganon ini memiliki keunikan tersendiri misalnya, pakaian dan gerakan tari Trengganon. Pakaian yang digunakan merupakan perpaduan antara pakaian Melayu dan kain tradisional Jawa, sedangkan gerakannya seperti gerakan silat Melayu. Diiringi oleh lagu dan alat musik tradisional bedhug, kentungan (bunyibunyian yang terbuat dari bambu atau kayu yang berongga) dan rebana yang dibawakan oleh orang-orang tua. Lagu-lagu yang dinyanyikan juga beragam yakni shalawat dan lagu daerah Melayu. Penari biasanya berjumlah 40 orang ditambah para pengiring (lagu dan musiknya) yang berjumlah 10 orang. Kesenian Trengganon merupakan salah satu kesenian tradisional yang masih lestari di Padukuhan Parakan Wetan, Sendangsari, Minggir, Sleman. Kesenian ini tetap bertahan di balik banyaknya budaya modern yang masuk. Dalam perkembangannya, kesenian ini mengalami perubahan. Perubahan ini tentunya berdampak bagi masyarakat setepat. Dari uraian diatas, maka dalam penelitian ini peneliti akan mendeskripsikan kesenian Trengganon, yang mencakup unsur-unsur perubahan pada kesenian Trengganon dan dampak perubahan tersebut bagi masyarakat di Padukuhan Parakan Wetan, Sendangsari, Minggir, Sleman. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori perubahan sosial yang dikemukakan oleh Kingsley Davin. Teori ini membantu peneliti untuk mengetahui apa saja perubahan yang terjadi pada kesenian Trengganon. Teori ini sesuai dengan apa yang ada dalam kesenian Trengganon yang telah mengalami perubahan. Perubahan ini terjadi pada ketua kesenian Trengganon, alat musik, dan alasan pementasannya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode penelitian sejarah untuk menggali fakta agar dapat disusun suatu kesimpulan mengenai peristiwa masa lampau. Selain itu penelitian ini menggunakan pendekatan pendekatan sosiologi, yaitu pendekatan yang mempelajari tentang masyarakat, gejalagejala sosial dan perubahan-perubahan sosial yang terjadi di masyarakat. Dengan menggunakan pendekatan ini, penulis memaparkan serta menjelaskan perubahanperubahan yang terjadi pada kesenian Trengganon dan dampak yang nantinya mempengaruhi masyarakat di Padukuhan Parakan Wetan.} }