%A   FATHUR RIJAL -  NIM.  04210088
%O PEMBIMBING: SAPTONI, S.AG, MA
%T FOTO JURNALISTIK SEBAGAI MEDIA DAKWAH  (ANALISIS DESKRIFTIF BERITA FOTO DI TABLOID DIALOG JUMAT  HARIAN UMUM REPUBLIKA EDISI BULAN MUHARRAM 1429 H)
%X  ABSTRAK   Foto lebih berbahaya dari seribu kata-kata, adagium ini telah dikenal dalam dunia jurnalistik. Dengan satu buah foto bisa menggerakkan orang lain untuk berbuat sesuatu, entah itu perbuatan yang bisa merusak harmonisasi kehidupan di dunia atau membuat kemaslahatan untuk masyarakat banyak. Contoh kasus misalnya, dengan merebaknya foto-foto porno di media maya atau cetak bisa menggerakkan orang lain berbuat amoral kepada lawan jenis, kemudian contoh lain adalah kasus smack down pada pertengahan 2007 lalu yang membuat anak-anak SD mempraktikkan gaya dan adegan smack down itu kepada teman-temannya. Itulah sekelumit dampak negatif dari foto atau media lainnya kalau diisi dengan hal-hal negatif.  
Dari fenomena itulah, skripsi penulis ini beri judul Foto Jurnalistik Sebagai Media Dakwah. Fokus dari penelitian ini adalah mencoba mengetahui lebih jauh tentang foto jurnalistik yang bisa dijadikan sebagai media dakwah, umat Islam tidak bisa mengingkari bahwa keberhasilan dakwah Islam itu tidak akan pernah ada tanpa bantuan dari media. 
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriftif kualitatif, yakni suatu metode yang berangkat dari adanya bahan-bahan dan tidak berorientasi untuk menemukan teori baru, tapi hanya berusaha menggambarkan apa adanya tentang obyek penelitian. Fokus masalah dalam penelitian ini adalah mengetahui gambaran foto jurnalistik sebagai media dakwah. Adapun pendekatan yang dipakai untuk menganalisis pesan dakwah yang ada pada foto-foto yang menjadi obyek penelitian ini adalah teori komunikasi periklanan model Roland Barthes. Penulis menggunakan teori ini karena obyek analisis Roland Barthes adalah gambar dan pesan yang ada dibalik gambar itu, pada penelitian penulis ini obyek analisis nya adalah gambar atau foto jurnalistik yang mempunyai pesan-pesan dakwah. Fokus penelitian Roland Barthes adalah pada pesan linguistik, pesan ikonik yang terkodekan dan pesan ikonik tak terkodekan. 
Hasil dari penelitian penulis yang berjudul foto jurnalistik sebagai media dakwah ini adalah semua foto jurnalistik bisa dijadikan sebagai media dakwah dengan ketentuan sebagai berikut:  Pertama foto jurnalistik bisa dijadikan sebagai media dakwah apabila memiliki pesan dakwah didalamnya.   Kedua foto jurnalistik sebagai media dakwah harus mengedepankan etika komunikasi dalam pemuatannya yakni jauh dari unsur-unsur pornografi, tidak mengandung unsur-unsur konflik bernuansa sara (suku, agama dan ras).  Ketiga foto jurnalistik yang akan dijadikan media dakwah harus mengandung nilai nilai aktualitas (timelines), nilai keterkenalan (prominence), nilai dampak (consequency), nilai human interest, nilai kedekatan (proximity) dengan pembaca, seperti unsur kedekatan emosional (agama, ras, suku, dan sebagainya). 
%K foto jurnalistik, media maya,  media dakwah, komunikasi periklanan, model Roland Barthes
%D 2009
%I UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
%L digilib2452