eprintid: 24876 rev_number: 10 eprint_status: archive userid: 77 dir: disk0/00/02/48/76 datestamp: 2017-04-03 02:55:52 lastmod: 2017-04-03 02:55:52 status_changed: 2017-04-03 02:55:52 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: SOFIA HAYATI, NIM. 1420510124 title: KONTESTASI RUANG PUBLIK (STUDI IDENTITAS KAMPUNG BERLABEL AGAMA DI SENGKAN, DEPOK, SLEMAN) ispublished: pub subjects: AgFil divisions: pps_agamfil full_text_status: restricted keywords: agama dan ruang publik, diskursus, konsensus, kontestasi dominasi, rasionalitas note: Dr. phil. Munirul Ikhwan, Lc., M.A., abstract: Konflik SARA terjadi di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini. Kecenderungan setiap kelompok masyarakat ingin menonjolkan identitasnya masing-masing, baik identitas budaya maupun agama. Fenomena penguasaan ruang publik oleh identitas agama tertentu penulis temukan di Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya di kampung Sengkan, Desa Condongcatur, Sleman. Di dalam kampung ini dijumpai nama-nama jalannya bernuansa nama kota yang tertulis di Alkitab. Dalam melakukan kajian tesis ini, penulis sepenuhnya tidak keluar dari dua rumusan masalah, yaitu: 1) bagaimana awal munculnya nama jalan berlabel agama di kampung Sengkan? 2) bagaimana dampak munculnya identitas agama tertentu di ruang publik, serta bagaimana peran tokoh masyarakat dalam menciptakan konsensus di ruang publik? Dengan demikian, kajian dalam tesis ini bertujuan menjawab dua masalah yang telah dirumuskan di atas. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teori diskursus dan konsensus Jürgen Habermas. Konsep ruang publik Habermas ini adalah ruang bagi diskusi kritis dan terbuka bagi semua orang. Yang ingin ditunjukkan oleh teori diskursus bukanlah tujuan masyarakat, melainkan hanya cara atau prosedur untuk mencapai tujuan. Rasionalitas adalah metode yang digunakan dalam menerima konsensus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pertama, munculnya nama jalan berlabel agama di Kampung Sengkan diawali oleh program Pancamarga pemerintah yang mengharuskan masyarakat untuk melakukan pelebaran jalan kampung serta sekaligus memberikan penamaan jalannya. Pemberian nama jalan diawali dengan musyawarah warga kampung Sengkan. Forum yang diundang untuk ikut dalam musyawarah ini adalah masyarakat mayoritas, dalam hal ini umat Katholik, serta tokoh masyarakat. Proses rapat dilakukan dengan alot hingga memakan waktu dua kali rapat dan menghasilkan keputusan nama-nama jalan berlabel agama tertentu (Katholik) di Sengkan. Kedua, adapun dampak dari munculnya identitas agama tertentu di ruang publik, yakni berupa protes dari beberapa warga masyarakat minoritas (Muslim) yang pada akhirnya menimbulkan konflik hingga saat ini dan mngakibatkan warga meminta untuk mengganti nama jalan dengan nama yang lebih bersifat umum, tanpa adanya tendensi dari identitas agama manapun. Selain itu, kesulitan warga Muslim dalam mendirikan tempat ibadah serta ketidaknyamanan warga minoritas terhadap lingkungannya. Adapun peran tokoh masyarakat dalam menciptakan konsensus di ruang publik yakni tokoh masyarakat yang berada Sengkan memiliki peran ganda, dengan demikian mereka bisa melancarkan tujuan penamaan jalan dan meredam protes warga sehingga konsensus yang terjadi bersifat prematur atau gagal karena tidak ada kesadaran menerima dari seluruh warga masyarakat. date: 2017-02-06 date_type: published pages: 159 institution: UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA department: PROGRAM PASCASARJANA UIN SUNAN KALIJAGA thesis_type: masters thesis_name: other citation: SOFIA HAYATI, NIM. 1420510124 (2017) KONTESTASI RUANG PUBLIK (STUDI IDENTITAS KAMPUNG BERLABEL AGAMA DI SENGKAN, DEPOK, SLEMAN). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/24876/1/1420510124_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/24876/2/1420510124_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf