%0 Thesis %9 Masters %A SYAMSUL RAHMI, NIM. 1420510049 %B PROGRAM PASCASARJANA UIN SUNAN KALIJAGA %D 2017 %F digilib:24903 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Kepemimpinan, Pondok Pesantren, Modernisasi Pendidikan %P 160 %T PERAN KH. IDHAM CHALID DALAM MODERNISASI PONDOK PESANTREN RASYIDIYAH KHALIDIYAH AMUNTAI TAHUN 1945-1966 M %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/24903/ %X Secara historis Lembaga Pendidikan Islam (LPI) tertua di Indonesia adalah pesantren. Pesantren merupakan produk interaksi dan akulturasi Islam dengan budaya lokal dalam konteks budaya asli. Pesantren pada abad ke-19 masih bercorak tradisional. Selanjutnya pada akhir abad ke-20, munculnya madrasah merupakan counter institution terhadap sekolah klasikal bentukan pemerintahan Belanda. Madrasah tidak hanya mengajarkan pelajaran agama, tetapi juga pelajaran umum sebagaimana yang telah dikembangkan oleh berbagai Ormas Islam saat itu. Pesantren dalam perkembangannya, selalu mengalami perubahan sesuai dengan perubahan masyarakat pada umumnya. Sebagaimana dialami Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah (Rakha) Amuntai, Kalimantan Selatan yang berdiri pada tanggal 13 Oktober 1922, sejak tahun 1945 dalam kepemimpinan KH. Idham Chalid, pesantren tersebut banyak mengalami perubahan, khususnya melalui modernisasi pendidikan. Masalah ini hendak diteliti lebih lanjut dalam hubungannya dengan kepemimpinan dan perubahan pesantren tersebut. Pertanyaan pokok penelitian ini sebagai berikut: 1) Bagaimana latar belakang dan perkembangan Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah? 2) Bagaimana biografi KH. Idham Chalid? 3) Mengapa KH. Idham Chalid melakukan modernisasi pendidikan di Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah? Penelitian ini menggunakan pendekatan biografis dan sosiologis. Pendekatan biografis bertujuan untuk mempelajari dan menelusuri perkembangan moral, mental, dan intelektual; sedangkan pendekatan sosiologis yang menyoroti segi-segi sosial dari peristiwa yang dikaji. Kajian ini mengacu kerangka teoritik berdasarkan konsep-konsep: kepemimpinan, pondok pesantren, dan modernisasi pendidikan. Adapun metode yang digunakan adalah metode sejarah, yaitu prosedur dalam penelitiannya ditempuh melalui empat langkah kegiatan: heuristik (pengumpulan data), verifikasi (kritik sumber), interpretasi (penafsiran), dan historiografi (penulisan). Penelitian ini menghasilkan temuan: 1) Awal berdirinya Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah yang didirikan oleh KH. Abdurrasyid yang bermula dari pengajian kemudian berkembang menjadi sekolah yang bernama Arabisch School (Sekolah Arab). Seiring bergantinya kepemimpinan, nama pesantren ini berubah menjadi Al-Madrasatur Rasyidiyah (1931-1942), dan Ma’had Rasyidiyah dan Kai Kjo Gakko (1942-1944); 2) Pesantren tersebut mengalami perubahan pada masa KH. Idham Chalid. Dia adalah seorang yang masa mudanya sudah mengenyam pendidikan langsung dari ayahnya dan juga guru-guru agama di sekitar kota Amuntai hingga ke Pondok Modern Gontor Ponorogo. Dia dipandang sebagai tokoh pendidik, ulama, pejuang, dan politik, sehingga dia banyak meninggalkan karya tulis dan diberikan penghargaan terkait aktivitasnya; 3) Hasil yang dilakukan selama memimpin Pondok Pesantren Rasyidiyah mencakup tiga aspek pembaharuan: membenahi kelembagaan pesantren, sistem pendidikan, dan sarana dan prasarana. %Z Prof. Dr. H. Dudung Abdurahman, M.Hum.,