@incollection{digilib25329, volume = {Vol. 1}, number = {No. 1}, month = {December}, author = {Haidar Bagir}, series = {Prosiding}, booktitle = {FILSAFAT ISLAM: HISTORISITAS DAN AKTUALISASI (Peran dan Kontribusi Filsafat Islam bagi Bangsa)}, title = {PEMIKIRAN POLITIK ISLAM ANTARA AUTORITAS DAN DEMOKRASI}, address = {Yogyakarta}, publisher = {FA Press}, year = {2014}, pages = {3--17}, keywords = {POLITIK ISLAM, AUTORITAS, DEMOKRASI}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/25329/}, abstract = {Hubungan Islam dan politik adalah persoalan yang tidak habis-habis dibicarakan. Pada kenyataannya, sejak kelahiran agama ini, dan segera setelah wafatnya Nabi Muhammad, Islam memang terus bersentuhan dengan masalah-masalah politik. Bahkan yang melihat bahwa agama seharusnya dipisahkan dari politik, yakni urusan manusia yang bisa dibilang paling profan ini, tak juga dapat menyangkal kenyataan ini. Buku-buku sejarah Islam, sejak yang paling awal, dipenuhi dengan peristiwa-peristiwa politik, sebagian cukup besar menyangkut berbagai kisah, bahkan intrik, perebutan kekuasaan yang tak jarang, melibatkan peperangan yang sengit. Risalah Khalifah Ali bin Abi Thalib ketika menunjuk Malik Asytar untuk menjadi Gubernur Mesir, yang secara cukup mengejutkan merinci hubungan yang seharusnya antara penguasa dan warganya, bahkan disebut-sebut sebagai risalah politik Islam tertua dalam sejarah agama ini. Begitu sentralnya persoalan politik dalam sejarah pemikiran Islam ini sehingga dapat dikatakan bahwa hampir seluruh pemikir Islam, tak terkecuali para filosof, selalu mengalokasikan bagian penting dalam penulisan pemikiran mereka untuk membahas persoalan politik ini. Sejarah pemikiran Islam bahkan mengenal pemikir-pemikir tertentu yang dapat disebut sebagai pemikir politik par excellence, termasuk di dalamnya Al-Mawardi ataupun Al-Farabi.} }