@phdthesis{digilib25378, month = {July}, title = {METODE DAN MASALAH YANG DIHADAPI DALAM PENGAJARAN KIMIA BAGI SISWA TUNANETRA (STUDI KASUS DI SMU MUHAMMADIYAH IV YOGYAKARTA)}, school = {UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta}, author = {00440347 ISNAINI NURUL KHOIRIYAH}, year = {2005}, note = {Drs. Sedyo Santoso, S.S, M.Pd / Siti Fatonah, S.Pd.}, keywords = {METODE, PENGAJARAN, KIMIA, TUNANETRA}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/25378/}, abstract = {Isnaini Nurul Khoiriyah. Metode dan Masalah Yang Dihadapi Dalam Pengajaran Kimia Bagi Siswa Tunanetra (Studi Kasus Di SMU Muhammadiyah IV Yogyakarta). Skripsi Tadris Pendidikan Kimia Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2005. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan metode yang dapat digunakan untuk mengajar kimia bagi siswa tunanetra, peran guru pembimbing khusus dan masalah-masalah yang dihadapi oleh guru kimia, guru pembimbing khusus dan siswa tunanetra ketika proses belajar mengajar dilaksanakan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 25 Januari 2005 sampai 4 Maret 2005 pada semester I1 tahun pelajaran 2004/2005 di SMU Muhammadiyah IV Yogyakarta. Subyek penelitian adalah siswa tunanetra kelas X sebanyak 1 siswa, kelas XI sebanyak 3 siswa, guru kimia sebanyak 2 orang dan 1 guru pembimbing khusus. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dan wawancara. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan atau melukiskan metode yang dapat digunakan untuk mengajar kimia bagi siswa tunanetra, peranan guru pembimbing khusus dan masalah-masalah yang dihadapi oleh guru kimia, siswa tunanetra dan guru pembimbing khusus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode yang digunakan untuk mengajar siswa tunanetra hampir sama dengan metode yang digunakan untuk mengajar siswa yang normal penglihatannya. Ada beberapa metode yang tidak bisa difahami oleh siswa tunanetra yaitu metode demonstrasi dan metode laboratorium. Metode yang dapat digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab, pemberian tugas dan diskusi. Peran guru pembimbing khusus adalah menerjemahkan tulisan Braille ke dalam tulisan awas dan sebaliknya, membantu kegiatan belajar mengajar di laboratorium dan membacakan soal ketika ulangan harian atau ujian akhir. Masalah yang dihadapi oleh guru kimia ketika kegiatan belajar mengajar antara lain syarat mengikuti pelajaran kimia adalah siswa tidak boleh buta warna sedangkan mereka tidak bisa melihat sama sekali, salah satu guru kimia tidak bisa membaca tulisan Braille, minat siswa tunanetra untuk belajar kimia sedang, guru kesulitan mempergunakan alat bantu pembelajaran. Masalah yang dihadapi oleh siswa tunanetra antara lain sebagian siswa kurang mendapat perhatian dari guru kimia. Jika ada pelajaran yang tidak difahami oleh siswa tunanetra, salah satu guru menyarankan untuk belajar bersama guru pembimbing khusus, akan tetapi guru khusus tidak faham terhadap pelajaran kimia. Salah satu guru tidak mengharuskan untuk mengumpulkan tugas, sehingga mereka terkadang malas untuk mengerjakan tugas. Buku referensi untuk pelajaran kimia dalam tulisan Braille jumlahnya terbatas. Masalah yang dihadapi oleh guru pembimbing khusus adalah dia tidak memahami pelajaran kimia.} }