TY - THES N1 - Drs.H.Muzairi, M.A. / M. Fatkhan, M.Hum. ID - digilib25399 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/25399/ A1 - AHMAD GAZALI, 99512853 Y1 - 2004/01/20/ N2 - 'Hakekat Manusia', dari ungkapan ini banyak sudah pemikir yang berusaha untuk mengungkapkan kenyataan apa 'hakekat manusia' yang sebenamya. Disadari atau tidak, manusia adalah sebuah realitas dan juga sekaligus misteri. Sebagai realitas ia adalah makhluk yang mengada di bumi dan keberadaannya tidak dapat dipungkiri. Keberadaannya di bumi memiliki akar sejarah yang sangat panjang. Disiplin keilmuan yang mengkaji tentang hal ini telah menghasilkan beberapa teori dan konsep. Sejumlah ilmuan dan pemikir telah lahir sebagai hasil dari kajian mereka terhadap manusia. Disamping itu, doktrin agama melalui kitab sucinya juga menjelaskan tentang sejarah kemunculan dan keberadaan, manusia di dunia. Terelepas dari sudah banyaknya teori dan konsep yang ada tentang mhnusia, perlu disadari bahwa manusia adalah makhluk yang kompleks, yang sadar diri dan memiliki berbagai karakter yang berbeda. Kondisi ini memperpanjang daftar kesulitan yang dihadapi ketika hendak mengkaji tentang manusia, sehingga manusia tetaplah menjadi misteri sepanjang zaman Muhyi al-Din Ibnu 'Arabi, merupakan satu diantara sekian banyak yang telah mengkaji tentang manusia. Kerertarikannya terhadap kajian manusia dapat dijumpai dalam berbagai karyanya. Ibnu 'Arabi, yang konsepnya mengkaji tentang Hakikat Manusia dan menyandarkannya kepada sosok. Muhammad saw (al-haqiqah al Muhammadiyyah), merupakan kelanjutan konsep yang sebelumnya telah dibahas oleh al-Tustari dan al-hallaj, kedua tokoh ini menggunakan istilah Nur Muhammad, sedangkan Ibnu 'Arabi sendiri dengan istilah al-haqiqah al Muhammadiyyah. Baginya al-haqiqah al Muhammadiyyah adalah makhluk yang pertama diciptakan oleh Allah SWT dan dari inilah segala yang lain diciptakan. al-haqiqah al Muhammadiyyah merupakan bagian dari Tuhan sendiri yang terpisahkan dari diri-Nya, karena dia diciptakan dari dzat-Nya dan ingin melihat surah (citra) diri-Nya. al-haqiqah al Muhammadiyyah adalah makhluk yang sempurna, karena pada satu sisi (sisi ontologis) merupakakan wadah tajalli (penampakan) paling sempurna dari surah (citra) Tuhan, di sisi lain (sisi mistis)merupakan manusia yang menyadari kesatuan realitasnya dengan Tuhan. Dengan memahami al-haqiqah al Muhammadiyyah, setidaknya pemahaman akan keberadaan manusia sebagai Citra Tuhan dapat dijadikan pedoman dasar untuk berlaku manusiawi dan membuat hidup menjadi lebih terarah dan bermakna. PB - UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta KW - AL-HAQIQAH AL-MUHAMMADIYYAH KW - IBNU 'ARABI KW - TASAWUF-FALSAFI M1 - skripsi TI - AL-HAQIQAH AL-MUHAMMADIYYAH DALAM PEMIKIRAN MISTIK IBNU 'ARABI (SEBUAH TINJAUAN TASAWUF-FALSAFI) AV - restricted EP - 88 ER -