%A NIM: 97522543 CHOLIS MAKMUN %O Drs. M.Damami, M.Ag. %T PANDANGAN DAN SIKAP KOMUNITAS NU TERHADAP TAREKAT QODIRIYAH WA NAQSYABANDIYAH DUSUN JENGKOL TEGALRANDU SRUMBUNG MAGELANG %X Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyan (TQN) adalah salah satu organisasi sufisme dalam sejarah Islam di Indonesia.Sebagai pola keagamaan yang lebih menekankan nuansa batin, ia tidak selamanya hanya berfungsi keagamaan yang menyediakan ajaran-ajaran dan ritual, melainkan juga menjadi bagian dari gerakan sosial keagamaan. Kecenderungan ini tampak dalam perkembangan TQN yang ada di Dusun Jengkol Tegalrandu Srumbung Magelang Jawa Tengah. Sehingga ajaran-ajaran maupun ritual yang selalu dilaksanakan para penganutnya menimbulkan pro dan kontra masyarakat terhadap keberadaan TQN itu sendiri, khususnya pada masyarakat yang menamakan dirinya komunitas NU. Oleh karena itu penelitian ini memfokuskan pada pandangan dan sikap komunitas NU terhadap TQN Dusun Jengkol Tegalrandu Srumbung Magelang. Tujuan dari penelitian ini, selain mendeskripsikan organisasi tarekat (baik dalam hal ajaran-ajaran maupun ritualnya) ini juga untuk mempelajari pandangan dan sikap masyarakat atau komunitas NU serta hubungannya pada masyarakat sekitarnya. Kajian atau penelitian ini didasarkan pada penelitian pustaka, observasi, dokumen dan wawancara di lapangan. . Dalam penelitian ini ditemukan bahwa dalam Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah memiliki empat ajaran inti, yaitu; kesempurnaan suluk, adab para murid, ajaran tentang dzikir, dan muraqabah. Kemudian dalam ritualnya telah terjadwal begitu rapi. Dalam Tarekat Qodiriyah wa Naqsabandiyah memiliki kegiatan antara lain; kegiatan harian, seperti membaca lstigfar minimal 3X dalam sehari; kegiatan mingguan, seperti pengajian khotiman yaitu pengajian kitab dengan sistem jiping; kegiatan bulanan, seperti acara welasan yang diadakan setiap malam Selasa Pahing; kegiatan tahunan, seperti acara pengenalan wafatnya Syeikh Abdul Qadir Jailani yang diadakan setiap tangal 11 Rabi'ul al-Tsani, yang disebut dengan kegiatan manaqiban. Setelah mengetahui inti ajaran-ajaran dan ritual TQN, diketahui pula bahwa pandangan komunitas NU terdiri dari pandangan mengenai ajaran-ajaran dan ritual serta pandangan masyarakat mengenai hubungan penganut TQN dengan masyarakat sekitarnya. Dalam pandangan Yang diberikan masyatakat NU terhadap keberadaan TQN sebenarnya berawal dari adanya perilaku dari penganut TQN yang tidak sesuai atau tidak mengindahkan ajaran-ajaran TQN, sehingga dari perilaku-perilaku yang tidak sesuai tadi menimbulkan pula terhadap ketidak sukaan komunitas NU baik itu dari golongan tua maupun muda. Akhirnya dalam interaksi sosial sehari-hari ada kesalahpahaman atau semacam pengecapan masing-masing pihak pada label exklusif. Selain dari alasan di atas, sebenarnya ada alasan lain mengapa komunitas NU tidak merasa suka atau cocok dengan keberadaan TQN di dusun mereka adalah karena ketidakmampuan untuk menjadi pengikut TQN akibat dari beratnya kegiatan yang diajarkan oleh TQN tersebut, yang tentunya daripda mengikuti ajaran TQN yang banyak membuang-buang waktu, sebagian penduduk memilih mengamalkan ajarannya menurut kebiasaan orang mengamalkan atau menjalankan agamanya. Yang telah diajarkan dalam ilmu fiqh, akhlak maupun tauhid. Dan ini jelas tidak bertentangan dengan Sunnah Allah dan Rasu1-Nya. Akan tetapi dalam hubungan ataupun pergaulan mereka sehari-hari masin tetap menjaga kerukunan dan persaudaraan. %D 2004 %I UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta %L digilib25443