TY - THES N1 - Pembimbing : Drs.H.M.Yusron, M.A ID - digilib2545 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/2545/ A1 - Mustikasari Nur Azizah NIM. 02531015, Y1 - 2009/06/09/ N2 - Ironis, suatu kata yang sering terdengar untuk menggambarkan suatu keadaan yang tragis maupun dramatis. Kata quot;Ironis quot; berasal dari kata ironi, yang di dalam khasanah kebahasaan berarti sindiran atau ejekan, dan kemudian artinya meluas menjadi pertentangan antara hasil dengan harapan, antara kehendak dan kemampuan, antara nyata dan persepsi. Jika melihat pada arti kedua, maka tidak ada suatu peristiwa yang ironis tanpa kekuasaan Tuhan dan campur tangan-Nya. Manusia bisa berkehendak sesuka hati tapi hanya Allah yang menetapkan hasilnya. Untuk memperlihatkan keberadaan dan kekuasaan-Nya, Allah menunjukkan kuasa-Nya untuk membuat suatu peristiwa yang terjadi di muka bumi ini tragis dan ironis. Begitujuga dengan al-Qur'an. Sampai saat ini penelitian terhadap al-Qur'an semakin banyak dilkukan, yang semakin menambah keyakinan bahwa al-Qur'an adalah mu'jizat yang penuh keistimewaan. Permasalahan muncul, jika al-Qur'an adalah suatu media untuk menunjukkan kekuasaan Allah, maka apakah dalam al-Qur'an juga terdapat ironi yang semakin menambah wacana dalam memahami al-Qur'an. Dengan menggunakan metode analisis isi dan pendekatan bahasa, penulis mencoba menemukan ayat-ayat al-Qur'an yang mengandung ironi. Dengan metode yang ada, pengumpulan data bersumber pada al-Qur'an, sedangkan untuk data penguat penulis merujuk dari beberapa literatur yang berhubungan dengan arti ironi dan karya-karya sastra yang menggunakan ironi. Dari penelitian yang ada, ditemukan bahwa pokok dari sebuah ironi dalam al-Qur'an adalah bahwa Allah yang menguasai segala urusan-Nya. Sebagai contoh ironi dalam kisah Yusuf,dalam pernyataan bahwa kejahatan yang diharapkan manusia berubah menjadi kebaikan karena kehendak Allah. Kemudian setelah mengadakan penelitian mengenai arti ironi lebih lanjut penulis menemukan bahwa al-Qur'an kaya akan ironi. Bagaimana Allah menyindir orang-orang yang tidak mau beriman kepada-Nya dengan membiarkannya tetap dalam kekafirannya hingga pada akhirnya mereka mendapatkan balasan berupa neraka. Setelah memperoleh data mengenai ayat ironi dalam al-Qur'an, penulis kemudian mengelompokkan ayat-ayat ironi tersebut menjadi lima kategori. Pertama, ayat al-Qur'an yang mengandung sindiran. Ayat ini ditujukan Allah untuk orang-orang kafir yang tetap tidak mengakui kebesaran Allah, meskipun sudah diperingatkan berkali-kali. Kedua, ayat al-Qur'an yang mengandung ejekan dan hinaan, ayat ini masih ditujukan Allah untuk orang yang menjadikan sesuatu yang tidak dapat berbuat apa-apa sebagai sesembahan selain Allah, Ketiga, peristiwa ironis yang dikisahkan dalam al-Qur'an. Seperti contoh, peristiwa berbantah-bantahannya pemimpin kafir dengan pengikutnya di dalam neraka, dan peristiwa hinanya orang kafir yang tatkala di dunia mereka hebat dan kaya raya. Keempat, perkataan ironis berupa penolakan berhala terhadap orang kafir yang menjadikannya sebagai sekutu agar berhala tersebut dapat melindungi mereka dari siksaan Allah. Kelima,perbuatan ironis yang digambarkan dalam al-Qur'an mengenai perbuatan orang kafir yang membangga-banggakan kekuasaan, harta, dan anak, yang sebenarnya kesemuanya itu yang menjerumuskan mereka ke dalam api neraka. PB - UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta KW - Ironi dalam Al-Qur'an M1 - skripsi TI - IRONI DALAM AL-QUR'AN AV - restricted ER -