TY - THES N1 - Drs. Suryadi, M.Ag. / Afdawaiza, S.Ag. ID - digilib25476 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/25476/ A1 - DZUL FANNY, NIM.98532651 Y1 - 2004/02/24/ N2 - Hampir semua orang Islam sepakat akan pentingnya peranan hadis dalam berbagai disiplin keilmuan islam seperti tafsir, fiqih, teologi, akhlak dan lain sebagainya, sebab secara struktural hadis merupakan sumber ajaran lslam yang kedua setelah Al-Qur'an, dan secara fungsional hadis dapat berfungsi sebagai penjelas (bayan) terhadap ayat-ayat yang mujmal atau global. itu berarti untuk mengetahui ajaran Islam yang benar, di samping memerlukan petunjuk Al Qur'an, juga dibutuhkan petunjuk hadis Nabi Saw. Berangkat dari kedudukan hadis yang demikian dengan sendirinya akan menjadikan penelitian dan pengkajian hadis menjadi urgen. Di samping kritik sanad, kritik matan hadis yang merupakan salah satu kaedah kesahihan hadis adalah kajian penting untuk diteliti. Dalam hal ini banyak para ulama hadis yang memberikan pemikirannya terhadap kritik matan hadis. Seorang tokoh besar Mesir Yusuf al-Qardawi memberikan beberapa metode pemahaman hadis, dalam hal ini metode pemahaman terhadap matan hadis. Di antara metode atau pendekatan yang digunakan oleh beliau adalah metode pemahaman hadis dengan membedakan antara sarana dan sasaran yang tetap. Penelitian mengenai hal ini menarik karena saat ini banyak para pemikir dan penulis yang terjebak pada pemahaman tekstual dari suatu hadis sehingga, pemberian pemahaman terhadap mereka merupakan suatu hal yang penting. Penulis berangkat dari pertanyaan bagaimana memahami dan membedakan sarana dan sasaran serta kontekstualisasi dan urgensi dari pemikiran Yusuf al Qardawi mengenai hal ini? Namun harus diakui, penelitian mengenai hal ini bagi penulis bukanlah merupakan suatu hal yang mudah. Banyak kejanggalan dan kesulitan yang penulis alami, terutama dalam bab analisa. Akhirnya setelah melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan filosofi, dapat disimpulkan bahwa al-Qardawi memberikan pemahaman bahwa hendaknya antara sarana dan sasaran atau tujuan tidak boleh dicampuradukkan, yang menjadi tujuan hakiki adalah memahami al Sunnah dengan sebenar-benarnya dan menuangkan rahasia-rahasia yang ada didalamnya. Juga bahwasanya sarana prasarana senantiasa berubah-ubah dengan adanya perubahan lingkungan, zaman di mana ia tinggal, adat istiadat (kebiasaan) dan sebagainya Diakui atau tidak, Yusuf al-Qardawi banyak terpengaruh oleh gagasan -gagasan Muhammad al-Ghazali da1am kajian ini, bahkan secara tidak langsung, sebenarnya al-Qardawi sendiri menerapkan cara kerja hermeneutik meskipun beliau sendiri tidak menyatakannya demikian. PB - UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta KW - METODE PEMAHAMAN HADIS KW - YUSUF AL-QARDAWI M1 - skripsi TI - METODE PEMAHAMAN HADIS DENGAN MEMBEDAKAN ANTARA SARANA DAN SASARAN MENURUT YUSUF AL-QARDAWI AV - restricted EP - 117 ER -