@phdthesis{digilib25485, month = {August}, title = {AKAL MENURUT PANDANGAN HARUN NASUTION}, school = {UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta}, author = {NIM.99512903 FATWA ALI AZHAR}, year = {2005}, note = {Drs. Abdul Basir Solissa, M.Ag / H. Shofiyullah Mz, M.Ag}, keywords = {AKAL, HARUN NASUTION}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/25485/}, abstract = {Mencermati pemikiran Harun Nasution, kelihatan bahwa salah satu pokok pikirannya adalah mengenai hubungan antara akal manusia dan wahyu Allah. Harun nasution sering menyatakan bahwa salah satu penyebab kemunduran umat Islam indonesia pada umumnya adalah akibat salah paham akan konsep takdir dengan terlalu menyerah kepada takdir, oleh karena itu hubungan antara akal dan wahyu masih menjadi perdebatan dari dulu sampai sekarang. Di jaman kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan banyak pertanyaan, pengetahuan mana yang lebih dapat dipercaya,pengetahuan rnelalui akal atau pengetahuan melalui wahyu? Masalah hubungan antara wahyu dan akal ini merupakan bahan yang mashur dan paling mendalam untuk dibicarakan dalam sejarah pemikiran manusia. Dalam skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif-analitis. Penulis mengambil tema akal dalam pandangan Harun Nasution. Penulis mencoba mendeskripsikan semua tentang Harun Nasution terutama pandangannya tentang akal kemudian melakukan analisis terhadap akal yang ditawarkan oleh Harun Nasution. Dalam karya-karyanya, Harun Nasution banyak berbicara tentang penggunaan akal dan penafsiran wahyu. Bagi Harun Nasution antara akal dan wahyu tidak ada pertentangan , bahkan sebaliknya iman justru akan dalam apabila akal dipergunakan sepenuhnya. Karena Islam sangat menghargai akal. Dalam skripsi ini penulis mencoba merumuskan, bagaimanakah pandangan Harun Nasution tentang akal dan bagaimanakah peranan akal dalam Islam? la juga mengungkapkan sebuah harapan dan keyakinan yang kiranya tidak hanya berlaku bagi agama Islam saja, yaitu bahwa sebuah agama akan menemukan kembali vitalitas dan kemampuannya uantuk menghadapi tantangan-tantangan jamanya apabila agama itu memberikan tempat terhormat bagi pikiran. Menurut Harun Nasution yang dipertentangkan dalam ajaran Islam sebenarnya bukanlah akal dan wahyu. Jadi yang menjadi petentangan yang sebenarnya adalah pendapat ulama tertentu dengan pendapat ulama lain tentang penafsiran wahyu, dengan kata lain ijtihad ulama yang satu dengan yang lain. Dalam ajaran Islam akal memiliki kedudukan yang tinggi dan banyak dipakai, bukan hanya dalam perkembangan ilmu pengetahuan saja, tapi juga dalam perkembangan ajaran-ajaran keagamaan sendiri. Pemakaian akal juga dianjurkan bahkan diperintahkan oleh al-Qur'an dan Hadits. Dalam pemikiran Islam, baik di bidang filsafat dan ilmu kalam, apalagi dalam bidang ilmu fiqh, akal tidak pernah membatalkan wahyu. Teks wahyu tetap dianggap mutlak benar. Akal dipakai hanya untuk memahami teks wahyu dan tidak untuk menentang wahyu.} }