TY - THES N1 - Dr. Syaifan Nur, MA ID - digilib25722 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/25722/ A1 - FAISOL HAMZAH, NIM. 00510231 Y1 - 2004/10/04/ N2 - Kemajuan ilmu pengetahuan yang telah dicapai oleh manusia pada saat ini selain memberikan berbagai kemudahan bagi manusia, akan tetapi temyata juga menyisakan pesimisme, yaitu terdapatnya kekeringan jiwa yang membuat manusia merasa ter-alienasi dengan dunianya sendiri. Dalam kenyataan sehari-hari kita dapat melihat kemajuan teknologi yang menghasilkan mesin-mesin perang dan digunakan untuk merusak kemanusiaan, budaya hedonisme membuat manusia menghalalkan segala cara demi memuaskan nafsunya, rasionalisme yang berlebihan dalam mengagungkan akal telah sampai pada tahap mengingkari adanya Tuhan. Hal ini tidak lepas dari kerangka berpikir yang dipakai untuk memahami realitas yang cenderung bersifat positif-empirik dan menyisihkan pemahaman yang diperoleh secara refleksi, dan yang di peroleh dari penghayatan iman. Fenomena tersebut di atas telah menggambarkan babwa epistemologi rasional-empiris telah gagal dalam membentuk manusia yang seutuhnya. Permasalahan ini temyata telah disinggung oleh Jalaluddin al-Rumi (1207-1273) berabad-abad yang lalu dalam karya-karyanya. Untuk itu penulis merasa perlu mengetahui bagaimana sebenarnya konsep epistemologi mistik Jalaluddin al-Rumi sebagai jawaban atas permasalahan di atas. Dengan menggunakan pendekatan historis-faktual dan menguraikannya secara deskiptif-analitis penulis melakukan penelitian terhadap karya-karya Rumi sehingga nantinya diperoleh pengetahuan tentang konsep epistemologi mistik Jalaluddin al-Rumi secara gamblang dan sistematis. Rumi membagi ilmu menjadi dua yakni 'ilm al-Abdan, dan kedua, 'ilm al-Adyan. ?ilm al-Abdan adalah ilmu yang dihubungkan dengan eksistensi materi yang kasat mata yang bisa ditembus melalui abstraksi dengan indra dan memikirkannya dengan akal. ?ilm al-Adyan adalah ilmu yang melampaui bentuk dan melihat pada makna. Lebih lanjut Jalaluddin al-Rumi membagi sumber ilmu menjadi tiga, yaitu indera. akal dan hati. Indra adalah sumber ilmu yang dapat menunjukkan manusia kepada pengetahuan fisik duniawiah. Rumi membagi akal menjadi dua yakni ?Aql Juz'i dan ?aql kulli. ?Aql Juz?I atau Akal Parsial adalah akal yang hanya dapat mencapai bentuk luar dari realitas namun ia tidak dapat melihat makna sedang ?Aql Kulli atau Akal Universal adalah Akal yang dapat melihat dan memahami hakikat yang tersembunyi di balik bentuk. HatiIqalb dalam konsep Rumi dipahami sebagai pusat inti kesadaran manusia, melalui hati inilah manusia dapat mencapai realitas tertinggi yaitu Tuhan. Dengan menggunakan epistemologi mistik Jalaluddin al-Rumi diharapkan kekeringan jiwa manusia dapat terisi dengan spiritualitas untuk memenuhi kebutuhan batin manusia. Akan tetapi perlu digaris bawahi bahwa sufisme sebagai titi tolak epistemologi tidak dapat dijadikan alasan untuk mengesampingkan kajian-kajian rasional diskursif dan sains positif sebagai jalan untuk memenuhi kebutuhan lahir manusia. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - JALALUDDIN Al-RUMI M1 - skripsi TI - EPISTEMOLOGIMISTIK JALALUDDIN AL-RUMI AV - restricted ER -