@phdthesis{digilib25769, month = {August}, title = {HADIS-HADIS LARANGAN MENAFSIRKAN AL-QUR?AN DENGAN RA?YU (STUDI PEMAHAMAN HADIS NABI SAW)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM. 97532335 IMRO?ATUN MAHMUDAH}, year = {2004}, note = {Drs. Indal Abror, M.Ag}, keywords = {RA?YU}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/25769/}, abstract = {Berbicara tentang hadis, pasti akan sampai pada permasalahan bahwa tidak semua hadis berkedudukan Qat?iy al- Wurud ada sebagian yang bersifat Zanniy al-Wurud sehingga hadis perlu dieliti kembali roisinalitasnya. Karya ini mengkaji matan hadis larangan menafsirkan al-Qur?an dengan ra?y dan penelitian matan ini tidak bisa terlepas dari penelitian sanad hadisnya. Pada hadis larangan menafsirkan al-Qur?an dengan ra?y sanad hadisnya berkeudukan hasan. Sedangkan hadis-hadisnya yang terkait secara langsung hanya terdapat pada Sunan al-Turmuzi, Sunan Abif Dawud dan Musnad Ahmad bin Hanbal. Sedangkan tentang makna al-Ra?y yang dikehendaki dalam hadis tersebut adalah penafsiran yanga hanya didasarkan pada nalar semata dengan tidak memperhatikan riwayat atau kaedah-kaedah atau pengetahuan yang terkait atau tidak selaras dengan prinsip-prinsip syar?i adalah sesuatu yang sangat berbeda antara menafsirkan al-Qur?an dengan ra?yu bi al-Ra?y) dengan tafsir bi al-Ra?y yang dalam penefsirannya didominasi oleh akal namun tetap dalam bingkai syari. Redaksi hadis secara umum dapat dikelompokkan sebagai berikut: man qala ft al-Qur?an, sebagian riwayat menggunakan man qala ft kitabillah sebagian lagi dengan kata man kazaba fl al-Qur?an, atau man kazaba ?ala al-Qur?ah kemudian diikuti bi al-Ra?yihi dan dalam riwayat lain bi gair ?ilm. Sebagian riwayat menegaskan fa asaba faqad akhta?a dan kemudian diser1ai ancaman fal yatabwwa? magadahu min al-Nar.} }