%A NIM. 97532335 IMRO’ATUN MAHMUDAH %O Drs. Indal Abror, M.Ag %T HADIS-HADIS LARANGAN MENAFSIRKAN AL-QUR’AN DENGAN RA’YU (STUDI PEMAHAMAN HADIS NABI SAW) %X Berbicara tentang hadis, pasti akan sampai pada permasalahan bahwa tidak semua hadis berkedudukan Qat’iy al- Wurud ada sebagian yang bersifat Zanniy al-Wurud sehingga hadis perlu dieliti kembali roisinalitasnya. Karya ini mengkaji matan hadis larangan menafsirkan al-Qur’an dengan ra’y dan penelitian matan ini tidak bisa terlepas dari penelitian sanad hadisnya. Pada hadis larangan menafsirkan al-Qur’an dengan ra’y sanad hadisnya berkeudukan hasan. Sedangkan hadis-hadisnya yang terkait secara langsung hanya terdapat pada Sunan al-Turmuzi, Sunan Abif Dawud dan Musnad Ahmad bin Hanbal. Sedangkan tentang makna al-Ra’y yang dikehendaki dalam hadis tersebut adalah penafsiran yanga hanya didasarkan pada nalar semata dengan tidak memperhatikan riwayat atau kaedah-kaedah atau pengetahuan yang terkait atau tidak selaras dengan prinsip-prinsip syar’i adalah sesuatu yang sangat berbeda antara menafsirkan al-Qur’an dengan ra’yu bi al-Ra’y) dengan tafsir bi al-Ra’y yang dalam penefsirannya didominasi oleh akal namun tetap dalam bingkai syari. Redaksi hadis secara umum dapat dikelompokkan sebagai berikut: man qala ft al-Qur’an, sebagian riwayat menggunakan man qala ft kitabillah sebagian lagi dengan kata man kazaba fl al-Qur’an, atau man kazaba ‘ala al-Qur’ah kemudian diikuti bi al-Ra’yihi dan dalam riwayat lain bi gair ‘ilm. Sebagian riwayat menegaskan fa asaba faqad akhta’a dan kemudian diser1ai ancaman fal yatabwwa’ magadahu min al-Nar. %K RA’YU %D 2004 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib25769