%A NIM. 06530113 IRFAN AFANDI %O Muhammad Mansur, MA %T MUNAFIK DALAM TAFSIR JAMI’ AL-BA YAN FI TA’WIL AYY AL-QUR'AN DAN TAFSIR AL-QUR'AN AL-‘AZIM (ANALISIS KOMPARATIF) %X Terminologi munafik sementara ini dikenal sebagai terminologi teologis yang naif dan sangat sulit dijamah, hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa kemunafikan ddibahas secara monoton dan berkelindaan dengan masalah keimanan, sifat dan karakter manusia. Sebenamya kemunafikan bukan masalah hubungan manusia yang hanya bersifat normatif tetapi lebih kepada masalah historis yakni hubungan kemasyarakatan yang bersifat empiris-positifistik. Kemunafikan adalah terminologi yang digambarkan dengan perbuatan-perbuatan yang melanggar perintah Allah dan selalu mengakibatkan kerusakan-kerusakan. Dalam hal ini al-Taban lebih membprikan informasi kesejarahan yang luas sehingga cerita tentang perilaku oran^-orang munafik yang melatar belakangi penurunan ayat dapat diungkap. Sedangkan Ibn Kasir adalah ulama’ yang kritis-sistematis dalam membahas ayat-ayat munafik. Dengan perhatiannya yang besar ia membuat tabel-tabel umum yang menggambarkan normatifitas kemunafikan, oleh sebab itulah kemunafikan adalah njasalah yang komplek dan rumit. Skripsi ini mencoba untuk menggambarkan dan menganalisis secara komparatif penafsiran ayat-ayat munafik dalam Tafsir Jami’ al-Bayan fi Ta’wJl Ayy al-Qur'an karya Abu Ja’far al-Tabari dan Tafsir al-Qur’an al- ’Azlm karya Ibn Kasir. Dua ulama’ tersebut adalah jua orang yang berkompeten dalam bidang sejarah yang menulis tafsir, sedan gkar| dua tafsir tersebut juga dikenal sebagai tafsir bi al-riwayah. Sedangkan wacapa kemunafikan dalam al-Qur’an adalah wacana yang berkelindan dengan keadaan sosio-historis keadaan masyarakat Madinah, oleh sebab itulah sangatlah cpcok apabila dua tafsir tersebut dijadikan bahan penelitian. Memang sangat sulit mengumpulkan dan memilah-milah data-data sejarah tentang keberadaan munafik dalam ayat-ayat al-Qur'an, apalagi dokumentasi sejarah al-Qur'an telah melewati fase-fase yang sangat panjang. Untuk itulah, Ayat-ayat munafik dapat ditentukan cjengan penelusuran dengan mu’jamiyyah atau dengan penelusuran cerita-cerita yang menjadi sebab peristiwa penurunan ayat. Abu Ja’far al-Tabari dalam kitab tafsimya, secara istimewa menghadirkan wacana sejarah tentang munafik secara lengkap dan lugas, ia memasuki lorong-lorong sejarah dan mampu membuktikan bahwa wacana munafik memang rumit dan komplek. Sedangkan Ibn Kasif dengan gaya khas intelektual abad pertengahan memetakan kompleksitas wacana munafik secara sistematis dalam bingkai normatif. Keduanya sebenamy^ saling melengkapi kekurangan masing-masing, sehingga munafik yang selalu dihubungkan dengan aktifitas kamuflatif menjadi jelas dan terang. %K JAMI’ AL-BA YAN FI TA’WIL AYY AL-QUR'AN DAN TAFSIR AL-QUR'AN AL-‘AZIM %D 2004 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib25776