TY - THES N1 - Prof.Dr.H.M. Amin Abdullah / Fahruddin Faiz, M.Ag. ID - digilib25862 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/25862/ A1 - Muhammad Anas, NIM.99513150 Y1 - 2005/04/06/ N2 - Pengetahuan merupakan eksistensi yang mendasar bagi manusia, pergumulannya dengan lingkungan sekitar mengakibatkan tumbuh dan berkembangannya pengetahuan, dengan demikian, epistemologi mutlak keberadaannya pada diri manusia. Sebagai theory of knowledge, yang mencakup origin of knowledge, method of knowledge, structure of knowledge dan validitiy of knowledge, epistemologi pada dataran pertama berbicara tentang pengetahuan qua pengetahuan, kebenaran qua kebenaran. Sementara pada dataran kedua ia berbicara mengenai pengetahaun secara lebih khusus, semisal ilmu, pada dataran inilah epistemologi sangat berhubungan dengan filsafat ilmu, karena salah satu concern filsafat ilmu adalah menelaah "sifat pengetahuan ilmiah", disamping metodologi dan logika ilmu. Konsepsi dua term diatas, yakni epistemologi dan filsafat ilmu serta relasi yang terbangun diantara keduanya, menjadi titik tolak dari rencana penelitian ini. Krisis masyarakat modem, yang ditandai dengan sikap irrasionalitas, secara epistemologis disebabkan oleh kungkungan teori tradisiona] yang bersifat abistoris.,netral dan memisahkan antara teori dan praxis. Positivisme dan neopositivisme, yang merupakan bagian dari teori tradisional, menjadi ideologi ilmu pengetahuan modem. Dasar epistemologi positivisme dan neopositivisme bagi ilmu pengetahuan modem ini telah menghasilkan masyarakat irrasional dan ideologis, dengan begitu ilmu pengetahuan modem juga mengalami krisis epistemologi ilmu. Sementara, pada dunia Arab, setelah mengalami kekalahan perang melawan Israel masyarakat Arab mengalami krisis, mereka lebih percaya pada produk-produk irrasional dalam turas,kembali ke masa lalu serta terlena akan kejayaannya. Pada dataran epistemologis, hal ini menunjukkan adanya belenggu nalar atasnya, yang berupa otoritas teks yakni episteme bayan -dengan prinsip logika qiyas- menjadi paradigma tunggal yang tak tergoyahkan, kenyataaan ini melahirkan irrasionalitas masyarakat Arab. Otoritas episteme bayan tersebut membatasi ruang gerak ilmuwan dan mereduksi ilmu pengetahuan ke dalam ilmu fiqh, segeralah nyaris tidak ada perkembangan ilmu yang signifikan. Dengan demikian, kesamaan problematik, 'belnggu' nalar, yang meliputi pola pikir kedua masyarakat tersebut menjadi titik tolak Habermas dan Jabiri untuk membongkar basis epistemologi ilmu masing-masing, dengan begitu penelitian komparatif ini sangat dimungkinkan. PB - UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta KW - KRITIK EPISTEMOLOGI KW - ILMU PENGETAHUAN KW - JURGEN HABERMAS KW - MUHAMMAD ABID AL-JABIRI M1 - skripsi TI - KRITIK EPISTEMOLOGI ILMU PENGETAHUAN JURGEN HABERMAS DAN MUHAMMAD ABID AL-JABIRI (Studi Komparasi Epistemologi) AV - restricted ER -