eprintid: 25866 rev_number: 11 eprint_status: archive userid: 8 dir: disk0/00/02/58/66 datestamp: 2017-07-05 07:37:31 lastmod: 2017-07-05 07:37:31 status_changed: 2017-07-05 07:37:31 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: WAGIO, NIM.00450206 title: PERKAWINAN CONSANGUINITY DALAM TINJAUAN ISLAM DAN GENETIKA ispublished: pub subjects: pen_bio divisions: jur_tad full_text_status: restricted note: Dra. Hj. Maizer Said Nahdi, M.Si NIP.150219153 abstract: Dalam Agama Islam terdapat sistem larangan perkawinan di antaranya adalah karena hubungan nasab, dau hadits yang menganjurkan agar mengawini kerabat yang cukup jauh. Secara genetik perkawinan kerabat dekat bila terkait dengan alel resesif yang "merugikan" probabilitasnya akan meningkat dari pada perkawinan acak. Penelitian ini bertujuan : I) mengkaji larangan perkawinan consangunity dalam Q.S. an-Nisa ayat 23 dan hadits Rasulullah saw, 2) mengetahui kemungkinan munculnya alel homozygot resesif pada perkawinan consanguinity berdasarkana hukum Mendel, 3) mengetahui frekuensi karakter homozygot resesif "buruk" dalam populasi yang melakukan perkawinan consanginity. Penelitian ini merupakan penelitian literature dengan menggunakan landasan filosofis tentang tidak disukainya perkawinan consanguinity dalam Agama Islam terhadap teori hereditas Mendel. Metode yang digunakan penelitian ini adalah metode deskriptif, interpretasi-korelasi, dan analitik-heuristika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; pertama; I) larangan perkawinan karena hubungan persemendaan (musaharah). 2) larangan karena hubungan persusuan 3) larangan karena hubungan nasab. Ketiga larangan tersebut tercantum dalam QS an-Nisa ayat 23 dan hadits. Sedangkan perkawinan kerabat dekat tidak dianjurakan atau lebih tidak laksanakan sebagaimana dalam hadits "Janganlah memperisteri keluarga dekat, supaya keturunanmu jangan lemah", dan himbauan Beliau "kawinlah dengan orang jauh niscaya keturunanmu sehat". Kedua, Berdasarkan analisis hukum Mendel untuk perkawinan antar saudara kandung, paman dan kemenakan, dan antar cucu dari kakek yang sama, akan mengikuti tiga bentuk perkawinan yang terkait dengan alel resesif dan frekuensi alel homozygot resesif pada perkawinan yang terjadi secara monohibrid 25%, 50%, dan 100%. Sedangkan untuk perkawinan dihibrid atau polihibrid probabilitasnya 12,5%, 50% a.tau 100%. Persentase alel mengikuti "kandungan" genotipe dari parentalnya. Keadaan ini akan lebih meningkat apabila terkait dengan interaksi gen dalam genotipenya. KetiKa, Dalam populasi acak Frekuensi alel homozygot resesif "buruk" lebih kecil, namun apabila terjadi perkawinan consanguinity maka frekuensinya Iebih meningkat dan oorlipat. Jadi makin dekat hubungan kekerabatan maka makin besar frekuensinya dan semakin jauh hubungan kekerabatan maka semakin kecil. date: 2006-04-01 date_type: published institution: UIN SUNAN KALIJAGA department: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN thesis_type: skripsi thesis_name: other citation: WAGIO, NIM.00450206 (2006) PERKAWINAN CONSANGUINITY DALAM TINJAUAN ISLAM DAN GENETIKA. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/25866/1/BAB%20I%2C%20V%2C%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/25866/2/BAB%20II%2C%20III%2C%20IV.pdf