TY - THES N1 - Faruhddin Faiz, M.Ag ID - digilib26105 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/26105/ A1 - ABDUL FATICH MA'SHUM, NIM. 99 51 3139 Y1 - 2005/07/20/ N2 - Ketika modemisme menggugat Tuhan sehingga banyak persoalan yang harus dijawab oleh kaum bertuhan, agar ia tidak dipahami lagi sebagai sesuatu yang turun dari langit dan manusia sebagai pengikutnya tidak memiliki tawaran apapun untuk mempertanyakan-Nya. Namun ia syah untuk diperdebatkan dalam wilayah immanent-profan agar dapat dikontektualisasikan dalam wilayah seluruh sendi kehidupan manusia. Perbincangan tentang Tuhan merupakan out of date tenn to discuss, akan tetapi tema lama tersebut mendapatkan angin segar tatkala ia berhadapan dengan "filsafat yang membunuh" (pada saat Tuhan sedang digugat dan dipertanyakan) dan apabila ia didekati dengan pendekatan dan metodologi yang berbeda. Sehingga ia kembali menjadi aktual dan relevan dengan semangat modemitas. Untuk merevitalisasikan dan mengaktualisasikan wacana klasik, membedah Tuhan Muhammad dengan menggunakan metode deskriptik-analitik dan pendekatan filosofis-fenomenologis dalam diskursus isu-isu metafisika, karena hal ini menduduki posisi penting untuk dikritisi dan yang relevan untuk menjawab keterasingan intelektual-relegius manusia abad modem ini. Karena Muhammad merupakan tokoh besar sejarah peradaban dunia yang mendapat apresiasi yang sangat unik. Muhammad sangat dihormati, dan dipuja, oleh bermiliar manusia di dunia. Tetapi disisi lain, tak ada tokoh besar sejarah yang mendapat apresiasi yang sedemikian menyedihkan kecuali Muhammad. Penulis Barat cenderung mempercayai yang terburuk tentang Muhammad, sehingga di Eropa populer dengan julukan mahound Giwa kegelapan) selama berabad-abad. Terlepas dari like and dislike, Muhammad dengan watak saleh dan kontemplatifnya telah berusaha menunjukkan "Hilanah Iliihiyyah" yang mampu menggerakkan umat manusia menuju revolusi spiritual, politis dan kultural. Revolusi Muhammad berawal dari kegelisahan intelektual dan spiritualnya dalam lingkungan masyarakat Jahiliyyah. Ditengah kesibukan kontempletasinya ia mendapatkan pencerahan yang bersumber dari realitas transenden yang menggerakkan realitas immanen. Bagi Muhammad realitas itu yaitu Allah yang merupakan the secret reality, Substansinya tersembunyi. Tetapi bagi Muhammad, kebenaran hidden substantion itu hanya bisa dibuktikan dengan teori korespondensi eskatologis. Dan aksidensi bagi substansi tersebut meliputi; ketunggalan, berbagai kualitas yang sempuma yang menunjukkan akan omnipotensi-Nya, relasi yang unik terhadap seluruh realitas wujud seperti; relasi ontologis, relasi komunikatif baik secara verbal dan non verbal, relasi etik dan relasi teleologis. Dan substansi itu, yang meliputi seluruh realitas kosmos dalam ruang imajiner-Nya, yang tidak ada mendahului eksistensi-Nya, dan yang eksistensi-Nya tetap ada setelah segala sesuatu. Dan dua aksi transitif Tuhan yaitu; aksi ontologis dan aksi managerial­ Nya (Rubiibiyah). Pasi Tuhan berupa Uliihiyyah dan Ubiidiyyah. Dan aksiden yang terakhir menunjukkan akan transendensi dan immanensi dinamis Tuhan. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Metafisika tentang Tuhan KW - Muhammad Bin Abdullah M1 - skripsi TI - STUDI MET AFISIKA TENTANG TUHAN MENURUT MUHAMMAD BIN ABDULLAH AV - restricted EP - 119 ER -