%A NIM. 98532613 GUNTUR ALAMSYAH %O Drs. H. Fauzan Naif, MA %T HADIS-HADIS AL-TARGbB WA AL-TARHIB TENTANG SHALAT FARDHU BERJAMA'AH PERSPEKTIF MA'AN AL-HADIS %X Menurut ilmu hadis, apa yang tersurat dalam satu teks hadis, belum tentu makna yang diinginkan adalah sebagaimana lahimya, melainkan juga ditentukan oleh faktor-faktor yang lain.1 Faktor-faktor itu di antaranya adalah faktor latar belakang, faktor tata bahasa, faktor kesesuain dengan sumber lain, serta faktor kemaslahatan. Berangkat dari ketentuan ini, terlihat berbagai perbedaan timbul dalam memahami sebuah teks hadis. Di samping apa yang telah dikemukakan di atas, posisi penafsir hadis juga satu faktor penting yang kadang dilupakan. Oleh karena itu, dibutuhkan satu pemaparan yang memadai serta lepas-walaupun mungkin tidak sepenuhnya-dari keberpihakan kepada apapun selain kebenaran untuk setiap produk yang dihasilkan dari pemahaman atas hadis, sehingga para peneliti maupun awam dapat lebih mudah memahami, mengenali, untuk kemudian meyakini solusi yang disodorkan. Standar-standar baku dan ilmiah, kejujuran dan tingkat ketakwaan dari penela'ah, kejelian dalam melihat akar persoalan, serta rujukan yang diperluas, akan dapat mengantarkan tulisan atau karya dalam ilmu hadis (atau lainnya) dari seseorang berumur panjang, dipakai sebagai rujukan, dan tentunya bermanfaat dunia-akhirat. Salah satu tema yang bagi penulis tetap hangat untuk diperbincangkan adalah permasalahan pemaknaan terhadap shalat fardhu berjama'ah dipandang dari sudut al-targfb wa al-tarhfb. Masalah pemaknaan menjadi sangat penting jika dikaitkan dengan praktek. Kesalahan dalam pemaknaan akan berakibat pada kesalahan pada pengamalan, begitupun sebaliknya. Oleh karena itulah penelitian terhadap tema ini penulis buat. Misi utamanya adalah mencari pemaknaan yang tepat melalui sumber-sumber yang dapat dipercaya seperti hadis, fatwa sahabat dan ulama'-ulama' pendahulu kita hingga ulama' kontemporer. Juga melalui analisis kesejarahan. Di sini penulis tidak mengubah nilai-nilai yang dahulu telah dirumuskan oleh generasi pendahulu kita. Penulis hanya berupaya menghidupkan kembali ingatan masyarakat Islam tentang, atau tepatnya merekonstruksi, satu tiang terpenting bagi tetap tegaknya kemah Islam yaitu shalat. Oleh karena itu, terdapat kemungkinan kesimpulan yang penulis buat pada akhimya bermuara kepada salah satu dari sekian banyak pendapat dari para ulama'. Skripsi ini akan memakai metode deskriptif-analitik, yang memanfaatkan hampir sepenuhnya literatur-literatur terkait, dengan ciri sintesis induktif. %K hadis-hadis, sholat fardu, pandangan islam %D 2005 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib26135