@phdthesis{digilib26188, month = {July}, title = {KEHIDUPAN SUSTER ORDO SANTO FRANSISKUS DI YOGYAKARTA}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM. 99522995 MUJI KURNIATININGSIH}, year = {2004}, note = {drs. H. chumaidi Syarief Romas, M.Si}, keywords = {suster, santo fransiskus, gereja}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/26188/}, abstract = {Tarekat hidup bakti dipahami sebagai sebuah cara hidup yang mengedepankan penyerahan diri kepada Allah dengan menghayati dan menghidupi nasehat-nasehat injili. Dengan penyerahan pembaktian diri ini diharapkan orang mampu secara lebih dekat dan konkrit meniru, menghayati dan menghidupi Y esus Kristus sendiri. Mereka diharapkan mampu membaktikan dirinya kepada Allah dan sesama demi meraih kesempurnaan kasih dalam pelayanan kerajaan Allah. Karena itu, hidup orang seperti ini bisa dipandang sebuah ibadat yang terus menerus dan berkenan kepada Allah. Dalam skripsi ini penulis ingin mengungkapkan tentang kehidupan para suster sebagai seorang religius yang mengikrarkan ketiga nasehat injil (kemiskinan, Ketaatan, Kemurnian). Apa yang menjadi landasan terbentuknya kongregasi OSF dan sebagai seorang religius yang mengedepankan penyeraharan diri secara total kepada Tuhannya bagairnana bentuk religius mereka. Untuk mengetahui hal ini penulis menggunakan metode fenomenlogi agama, dengan metode ini penulis berusaha mengklasiflk:asikan seluk beluk kumpulan fenomena keagarnaan dan berusaha memahami arti dari ekspresi-ekspresi religius dengan mengetahui karakteristik yang dominan dari agama tersebut. . . Dengan pedekatan fenomenologi agama ini dapat dihasilkan bahwa kehidupan para suster memiliki corak hidup yang berbeda dengan umat katolik awam. Sejarah asal-usul munculnya lembaga hidup bakti dalam tradisi kristiani bukan pertama-tama merupakan basil revolusi politik tetapi lebih pada revolusi spiritual yang berkaitan dengan penghayatan hidup religius. Dalam hal ini, kesucian dan kedekatan dengan Allah dalam doa dan keheningan menjadi motivasi yang mendasar.dengan mengikuti spiritual Fransiskus dan semangat pendiri. Mereka hidup dengan aturan hidup sendiri yang tertuang dalam konstitusi dan statuta. Dalam kehidupan sehari-hari mereka hidup di komunitas sendiri yaitu di dalam biara tetapi mereka adalah komunitas rosuli yang hidup ditengah-tengah masyarakat, jadi disamping mereka hidup dalam kontemplatif tetapi mereka juga berkarya. ? ' Dalam menanggapi hidup panggilannya para suster hidup dalam doa dan pengabdian, dalam kegiatan sehari-hari mereka menganggap bahwa apa yang mereka l8kukan semata-mata karena utusan dari Tuhannya dan mereka menjalani hidupsej{\ensuremath{>}}erti ini juga karena merasa terpanggil untuk menjadi pelayan Tuhan, dengart keyakinan seperti ini maka konsekwensinya adalah hams siap sedia mematuhi apa yang menjadi peraturan hidup mereka dan siap setiap saat ketika mertffiipatkan tugas dari komunitas. Dengan doa mereka berusaha dengan sepenvh hati menyerahkan diri untuk Tuhan dan dengan pengabdian mereka selalu siap -sediamen{\texttt{\char126}} tl:Jgas dari komunitas.} }