%A NIM. 99522854 MUTIAKHIDUL FAHMI %O Drs. H. Chumaedi Syarif Romas, M.Si %T STRUKTURALISME TRANSEDENTAL: UPAYA MENERAPKAN AJARAN ISLAM DALAM TRANSFORMASI SOSIAL UMAT ISLAM DI INDONESIA (Studi Pemikiran Kuntowijoyo) %X Perselisihan dan perbedaan dalam memahami penafsiran AI-Qur'an sudah teijadi sepanjang sejarah Islam. Perbedaan latar sosio-historis akan melahirkan corak pemahaman dan penafsiran yang berbeda pula. Dengan demikian, terjadinya shifting paradigm (pergeseran paradigma) dalam metodologi memahami Al-Qur'an adalab suatu keharusan historis untuk bisa menyadari tuntutan masyarakat pada penggal sejarah tertentu. sehingga diperlukan kreativitas dan inovasi yang berkesinambungan dalam melodologi memahami Al-Qur'an. Dari fenomena tersebut, muncullah para pemikir Muslim kontemporer - seperti Hassan Hanafi, Muhammed Arkoun, Fazlur Rahman, Nasr Hamid Abu Zayd, Amina Wadud Muhsin, Asghar Ali Enginer dan Farid Esack. yang berupaya merurnuskan metodologi baru dalam penafsiran Al-Quran. Mereka mencoba mengintroduksi henneneutika secara definitif untuk menjelaskan metodologi penafsiran Al-Qur'an yang lebih sistematis. Hermeneutika sebagai ilmu tafsir, pada akhimya hanya merupakan sebuah metode untuk memahami teks dan tidak Iebih dari itu, terkecuali di tangan Hassan Hanafi yang nantinya rnernpunyai pretensi kepada transformasi sosial dan Farid Esack yang menjadikan hermeneutika sebagai aksi pembebasan. Berangkat dari henneneutika yang hanya berhenti kepada pemahaman, Kuntowijoyo menawarkan gagasan yang disebutnya sebagai metode Strukturalisme Transendental yang digunakan untuk menerapkan ajaran Islam (dalam teks) yang merujuk ke gejala sosial lima betas abad yang lalu di Arab kepada konteks sosial masa kini (nowness) dan di sini (hereness). Dalam penerapan ajaran Islam ini, terdapat jarak sosio-historis di antara kebua masyarakat tersebut. Karena, Arab pada masa itu merupakan masyarakat pra-industri, masyarakat kesukuan (tribal society), dan homogen, sedangkan sekarang kita menghadapi masyarakat industrial (bahkan sudah memasuki masyarakat pasca-industrial), masyarakat kenegaraan (civil sociely), dan masyarakat heterogen.. Adanya jarak sosi