@phdthesis{digilib26246, month = {March}, title = {KONSEP TUHAN DALAM AGAMA-AGAMA (KAJIAN BUKU A. HISTORY OF GOD KARYA KAREN ARMSTRONG)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA}, author = {NIM.00520155 SRI SUWARTININGSIH}, year = {2005}, note = {Drs. M. Rifai Abduh, MA NIP.150228263}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/26246/}, abstract = {Tuhan merupakan sebuah gagasan yang telah menjangkiti di dalam pemikiran berjuta-juta orang di dunia. Dalam setiap kesempatan Tuhan selalu menjadi perdebatan, antara realitas yang transenden dan imanen. Oleh karena itulah realitas transenden diekspresikan dalam bentuk yang bervariatif dan berbeda-beda. Tuhan hadir dalam sejarah umat manusia dari Nabi Ibrahim sampai kepada Nabi Muhammad saw. Sehingga sejarah ide dan pengalaman tentang Tuhan dalam Yahudi, Kristen, dan Islam saling terkait. Akan tetapi karena adanya proses sejarah yang terus berlangsung mengakibatkan perkembangan dalam ketiga agama tersebut menampilkan watak yang berbeda. Proses sejarah yang berlangsung itu tidak hanya menunjukkan adanya evolusi keagamaan, melainkan juga berfungsi sebagai korektif, konfirmatif, dan inovatif. Tuhan menurut Armstrong bukan hanya merupakan proyeksi obyektif yang ditemukan melalui proses rasional, akan tetapi dalam pengertian tertentu Tuhan merupakan produk imajinatif kreatif sehingga persepsi manusia tentang realitas transenden itu dapat berubah , twnbuh dan saling mempengaruhi dalam setiap generasi. Dalam pengalaman tradisi Abrahamic Religion Yahudi, Kristen dan Islam yang menjadi pusat perhatiannya, dalam gagasan tentang Tuhan terdapat kemiripan dan kecenderungan yang tidak jauh berbeda. Ketika mereka berhadapan dengan perubahan-perubahan yang diidealkan oleh budaya modem. Dengan mengembangkan teologi keterpilihan, yang memunculkan tentang Tuhan personal. Tuhan personal adalah Tuhan yang telah membedakan diri-Nya dengan terlibat langsung dalam sejarah manusia. Sehingga Tuhan dapat mengalami ideologisasi dan politisasi dalam kepentingan pragmatis sesaat. Terutama ketika manusia merasa terancam dan takut termusnahkan, dalam merespon kebudayaan sekuler dan ilmiah. Di samping itu, peran ajaran-ajaran agama yang terdapat dalam organizad religion kehilangan validitasnya dalam memberi kontribusinya masa lalu dan masa depan, turut menjadi kontribusi dan memberi lahan subur bentuk fundamentalisme dalam Yahudi, Kristen dan Islam sebagai cara baru untuk menjadi rehgius. Untuk menganalisa persoalan tersebut penulis menggunakan metode analisis wacana,yaitu berusaha membongkar maksud dari makna tersembunyi dari pemyataan yang dikemukakan oleh Karen Armstrong, setelah data itu dikumpulkan, lalu diolah sesuai dengan landasan penelitian, selanjutnya data tersebut dianalisis dan diinterpretasikan sesuai dengan wawasan penulis. Tinjauan yang d:igunakan dalan penelitian ini adalah histories. Dengan tujuan untuk mencapai pemahaman bersama, adanya pengaruh positif budaya terhadap agama.} }