relation: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/26254/ title: DIALOG ISLAM-KRISTEN DI INDONESIA ERA ORDE BARU (1968-1998) creator: SUBKHI RIDHO, NIM.00520223 subject: Perbandingan Agama description: Kemajemukan masyarakat yang kita hadapi bersama, bukan sekedar merupakan realitas yang taken for granted, memang demikian adanya dari Tuhan, namun semestinya menjadi kesadaran kolektif masyarakat. Pluralisme suku, agama, ras dan antargolongan [SARA] yang ada di negeri ini bukanlah hal baru, tetapi kekayaan masyarakat yang sangat memungkinkan menjadi produktif dalam hubungan antarsesamanya. Hanya sayang, beberapa dekade kekuasaan negara yang amat dominan menjadikan kekayaan SARA ibarat barang haram jadah yang tidak boleh diketahui sama sekali sehingga berakibat pada macetnya hubungan pelbagai komunitas yang secara riil berbeda-beda. Pada awal Orde Baru banyak terjadi konflik sosial bemuansakan agama di daerah-daerah sehingga menghambat pembangunan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah. Benturan-benturan yang terjadi antara dua komunitas agama yaitu Islam dan Kristen tersebut mengakibatkan terjadinya kerenggangan dalam masyarakat. Oleh karena itu pemerintah segera mengambil kebijakan tentang perlunya dialog antaragama. Dalam ha! ini peran A. Mukti Ali sangatlah besar, sehingga bisa dikatakan sebagai peletak dialog antaragama di Indonesia. Untuk mengetahui perjalanan dialog agama di Indonesia pada era Orde Baru maka difokuskan pada komunitas Islam dengan Kristen. Penelitian ini bersifat studi kepustakaan. Data-data diambil dari sumbcr dokumenter yang bcrasal dari buku, majalah, koran, jurnal serta catatan-catatan lain yang menunjang. Pengolahan data menggunakan metode deskriptif-analitik sedangkan analisis yang digunakan adalah metode reflektif thinking yaitu perpaduan pengambilan kesimpulan dari metode induktif dan deduktif. Adapun pendekatan yang dipakai adalah pendekatan historis, sehingga akan mengunggap kronologi dialog masa Orde Baru mengapa dialog dilakukan, siapa pelaku, bagaimana bentuknya, apa saja hambatan-hambatannya serta berusaha memberi jawaban bagaimana dialog dikerjakan saat ini dan di masa mendatang. Hasil dari penelitian ini mendapatkan jawaban bahwa dialog diadakan sebagai usaha untuk menciptakan kehidupan yang tenang diantara agama-agama khususnya Islam-Kristen, sehingga pemerintah Orde Baru dapat menjalankan pembangunan yang sedang digalakkan waktu itu. Pembangunan nasional membutuhkan stabilitas di segala bidang sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud. Pelaku dialog adalah pemuka agama, kalangan akademisi dan masyarakat luas dengan didukung sepenuhnya oleh pemerintah. Secara garis besar ada tiga hal yang menjadi hambatan dialog yaitu, problem teologis, kultural dan struktural. Sedangkan bentuk-bentuk dialog mencakup dialog karya, dialog kehidupan, spiritual, dialog dalam kegiatan sosial, dialog untuk doa bersama serta dialog diskusi teologis. Dalam rangka mengembangkan dialog pada masa sekarang maka dibutuhkan sikap baru dalam beragama dan memahami agama orang lain. Di sinilah passing over come in back dapat dijadikan jawaban dalam dialog Islam-Kristen maupun dengan agama-agama lain. Mengarungi agama orang lain tanpa takut kehilangan identitas asli serta kembali dengan sebuah wawasan baru yang diperolehnya. Orang akan dituntut untuk melakukan ziarah religius, sehingga beragama tidak "terpasung". date: 2005-03-08 type: Thesis type: NonPeerReviewed format: text language: id identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/26254/1/BAB%20I%2C%20V%2C%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf format: text language: id identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/26254/2/BAB%20II%2C%20III%2C%20IV.pdf identifier: SUBKHI RIDHO, NIM.00520223 (2005) DIALOG ISLAM-KRISTEN DI INDONESIA ERA ORDE BARU (1968-1998). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.