%A NIM.98532588 SYAMSUL ARIFIN %O Dr. A. Chaliq Muchtar, M.Si NIP. %T HADIS-HADIS TENTANG MEMUKUL ANAK YANG MENINGGALKAN SALAT (KAJIAN MA'ANIL HADIS) %X Dalarn melakukan pendidikan anak tidak jarang orang tua melakukan pendekatan kek erasan fisik jika dalam pendidikannya tersebut menjumpai kesalahan ataupun tidak dapat tercapai dari upaya yang diinginkan oleh orang tua tersebut karena dengan pendckatan fisik tersebut orang tua dapat menyalahkan ketidaksabarannya sehingga dapat dilihat hasil instannya tanpa mempert imbangkan jangka panjang dari pendebatan yang dilakukan dengan kekerasan. Dalam I slam , hukuma n fisik seringkali terjadi atas pemakna an lafaz daraba yang terdapat dalam hadis Rasulullah SAW tentang perintah memukul anak yang meninggalkan salat. Dengan sebuah pemaknaan secara tekstual yaitu memukul. Pertanyaan besar kemudian muncul , bagaimana Islam kemudian mengambil sikap atas permasalahan tersebut. Untuk menjawab persoalan tersebut diperlukan jawaban yang dapat menunjukkan keuniversalan dari ajaran Islam. Salah sahmya adalah dcngan melakukan pcngkajian hadis yang menuntut kepada pemaknaan konkrit terhadap realitas kehidupan saat ini. Hadis tentang memukul anak yang meninggalkan salat tersebut dinilai sahih dan merupa kan hadis yang ma 'mul bih sehingga layak untuk djadikan hujjah oleh ummat Islam . Untuk mendapatkan pemaknaan yang tepat sehingga hadis mampu dijadikan hujjah dalam kehidupan saat ini digunakan sebuah pendekatan dengan rnelihat kepada survei historis atas naskah-naskah hadis Nabi dengan menitikberatkan kepada persoalan orisinalitis hadis, selanjutnya ditempuh kajian psikologis dengan tujuan untuk pemurnian konsep pendidikan yang termaktub dalam isi hadis tersebut. Pendekatan inilah yang sering disebut dengan kajian ma'anil hadis.Pemaknaan hadis yang menggunakan metode ma'anil hadis tersebut memang masih sangat minim dilakukan oleh pemerhati hadis, kaji an ini sangatlah penting untuk dikembangkan sebagai jawaban atas banyak persoalan ummat. Pemaknaan hadis dengan metode ma'anil hadis adalah dengan melihat latar belakang munculnya hadis kemudian mempertimbangkan dengan kcadaan realitas kchid upan saat ini. Lafaz daraba dalam hadis tentang perintah untuk mengerjakan salat, merupakan anjuran dan perintah rasulullah kepada semua orang tua untuk memberikan pendidi kan yang baik terhadap anak. Apabila dicermati secara mendalam dengan melakukan berbagai kajian dan pendekatan terhadap hadis tersebut maka diperoleh scbuah pemahaman bahwa substansi dasar dari hadis tersebut terletak pada anjuran rendidikan anak. Bukan terletak pada pemukulannya. Lafaz daraba serdiri ternyata wc.niliki arti yang cukup banyak, scperti mendidik, memberi contoh dan lain sebagainya. Selain itu relevansi hadis tersebut berkaitan dengan lafaz daraba sendiri dalam realitas sosial, yakni apabila lafaz tersebut dimaknai dengan hukuman fisik berupa pemukulan pun harus melalui proses yang panjang. Tidak hanya sekedar ketika anak melakukan kesalahan atau melanggar aturan yang ditetapkan kemudian langsung dihukum denagan hukuman fisik. Hadis terscbut memiliki pesan yang mendalam terhadap pentingnya pcndidikan anak dalam membentuk kcpribadian mereka berkaitan dengan hak dan kewajib an yang harus mereka tunaikan. Pem aknaan yang menyeluruh diharapkan dapat memberikan pandangan yang berbeda pada penganalan hadis dalam kehidupan saat ini. %D 2004 %I UIN SUNAN KALIJAGA %L digilib26295