%0 Thesis %9 Skripsi %A M. SYARIFUDDIN NIM: 03360216, %B Fakultas Syari'ah %D 2009 %F digilib:2652 %I UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta %K Bid'ah, Muhammadiyah, Nahdhalatul Ulama. %T BID'AH MENURUT PANDANGAN MUHAMMADIYAH DAN NAHDHLATUL ULAMA %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/2652/ %X ABSTRAK Merebaknya berbagai kejahatan dan maksiat telah membuat sebagian besar manusia melihat, bila seorang muslim jatuh kedalam bid‘ah jauh lebih baik dari pada terjatuh kedalam maksiat. Padahal pandangan tersebut bertolak belakang dengan pandangan para salafus shaleh yang merupakan teladan bagi kita dalam mengamalkan ajaran agama ini. Berbagai macam pelaksanaan perbuatan bid‘ah yang diada-adakan dalam pengamalan Islam di kalangan kaum muslimin, mereka melakukannya sebagai ganti dari sunnah-sunnah Nabi SAW. Sehingga syi’ar-syi’ar sunnah nyaris sirna, yang batil seakan menjadi benar dan yang benar seakan menjadi bat}il, bid‘ah dianggap sunnah dan yang sunnah dianggap bid‘ah. Dengan adanya perbedaan pendapat dalam pemahaman seputar bid‘ah antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama banyak membawa pengaruh terhadap kalangan masyarakat luas, karena kedua organisani ini telah menjadi prioritas yang dianut bagi kalangan masyarakat luas dalam mengikuti ketentuan-ketentuan landasan hukum untuk menjalankan syari’at agama Islam yang ada di Indonesia, yang mana dari pengertian bid‘ah antara kedua organisasi ini dalam mengartikannya tidak terlalu menyimpang keduanya punya argumentasi masing-masing sebagai landasan hukum dalam pengertian bid‘ah, akan tetapi pada pelaksanaannya saja sedikit yang membedakan. Sebagai analisis dalam mencari kekuatan hukum yang digunakan untuk menginterpretasikan dasar masing-masing mengenai seputar bid‘ah tentang implikasinya sebuah ritual tahlilan adalah dengan membandingkan pendapat yang terkait dari kedua organisasi antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, serta sejauh mana pengertian pelaksanaan ritual tahlilan dapat dikatakan bid‘ah atau sunnah. Melihat fenomena yang terjadi dikalangan masyarakat luas baik dari Muhammadiyah maupun Nahdlatul Ulama ada kemungkinan pro dan kontra dalam mensikapi kegiatan ritual tahlilan tersebut. Dengan dasar analisis yang diketahui tentang bid‘ah menurut pandangan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama masing-masing mempunyai argumentasi interpretasi seputar bid‘ah dalam pelaksanaan kegiatan ritual tahlilan ini menurut Muhammadiyah ada yang kurang bermanfaat karena kegiatan ritual tahlilan tersebut membebankan bagi yang kurang mampu dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, Muhammadiyah juga menyatakan boleh apabila yang mengadakan ritual tahlilan ini tidak merasa terbebani dalam menjamu tamu yang diundang untuk mendo’akan orang meninggal dengan ritual tahlilan. Tetapi bagi Nahdlatul Ulama kegiatan ritual tahlilan ini sudah melekat menjadi adat kebiasaan sehingga dalam mengadakan kegiatan ritual tahlilan untuk mendoakan orang meninggal dunia seakan-akan tidak terlewatkan, baik itu kalangan orang yang kurang mampu apalagi bagi yang mampu. %Z Pembimbing : Agus Moh. Najib, Sag, M.Ag. H. Wawan Gunawan, Sag, M.Ag.