TY - THES N1 - Drs. Moh. Damami, M. Ag ID - digilib26696 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/26696/ A1 - LUQMAN BAHRUN, NIM. 99513120 Y1 - 2005/03/04/ N2 - Bagi masyarakat Jawa, wayang tidak saja merupakan kesenian yang dapat menghibur hati para penontonnya, akan tetapi juga mampu menjadi pengisi hati. Dunia pewayangan dianggap sebagai lambang dari keberadaan manusia di alam ini. Karena lakon-lakon yang dipagelarkan dalam sebuah pertunjukan wayang, sering begitu dekat dengan alam kenyataan. Peranan seni dalam pewayangan merupakan unsur dominan. Akan tetapi bilamana dikaji secara mendalam dapat ditelusuri nilai-nilai edukatifyang sangat penting dalam kehidupan manusia. Unsur-unsur pendidikan tampil dalam bentuk pasemon atau perlambang. Oleh karena itu sampai dimana seseorang dapat melihat nilai- nilai tersebut tergantung dari kemampuan menghayati dan mencema bentuk-bentuk simbol atau lambang dalam pewayangan, bagaimana makna filsafati dan posisi makna filsafati wayang yang nampak mulai ada perubahan. Untuk itu semua dibutuhkan sebuah metode, yang nantinya akan memberikan hasil final. Pada tulisan ini, penulis menitikberatkan pada studi kepustakaan, dengan mengumpulkan data-data baik, itu primer maupun sekunder, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode induktif dan deduktif, yang nantinya akan menghasilkan suatu kesimpulan. Pertumbuhan dan perkembangan cerita wayang dari zaman prasejarah sampai sekarang ini, berjalan melalui jalur lisan dan tulisan. Melalui jalur lisan wayang disebarkan oleh para dalang dan orang-orang tua yang sudah tahu banyak tentang ceritanya. Adapun melalui jalur tulisan lewat aneka serat pakem, sedangkan yang mewarisi wayang dari zaman ke zaman (prasejarah-sekarang ini), tidak lain ialah keraton lewat tangan-tangan pejabat yang mewariskan wayang, dan Filsafat Jawa merupakan sumber inspirasi bagi filsafat wayang. Pertunjukan wayang bagi masyarakat Jawa khususnya, bukan lagi sebagai hiburan, akan tetapi sebagai gambaran keanekaan hidup manusia, tentang beratnya tanggung jawab yang terdapat dalam dalam pengambilan keputusan, tetapi tidak memutuskan sesuatu. Cerita wayang dan karakter tokoh-tokoh mencerminkan sebagian dari situasi konkret kenyataan hidup masyarakat Jawa. Wayang adalah refleksi dari budaya Jawa, dalam arti pencerminan dari kenyataan kehidupan, nilai dan tujuan kehidupan, moralitas, harapan, dan cita-cita kehidupan orang Jawa, sehingga walaupun ada beberapa orang yang berpendapat bahwa menonton wayang itu menghabiskan waktu serta membosankan, tetapi masih banyak penggemarnya baik kaum tua maupun kaum muda. Hal ini terbukti setiap ada pertunjukan wayang, selalu penuh penontonnya, baik muda maupun tua. Wayang mampu menginterpretasi dirinya ke alam nyata. Jajaran lakon dan pelaku-pelaku wayang merupakan contoh lakon dan tingkah laku manusia yang ada di dalam masyarakat, dan juga wayang sebagai kesenian mampu beradaptasi dengan masyarakat pemdukungnya. Sehingga dalam konteks yang lebih luas wayang akan mampu menjadi media komunikasi dan pendidikan yang efektifbagi masyarakat Jawa khususnya, bagi masyarakat Indonesia umumnya. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Filsafat Wayang KW - Budaya Masyarakat Jawa M1 - skripsi TI - FILSAFAT WAYANG DALAM BUDAYA MASYARAKAT JAWA AV - restricted EP - 88 ER -