TY - THES N1 - Pembimbing : Dr. Mahmud Arif, M.Ag ID - digilib2689 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/2689/ A1 - Aan Fauzan Rifa'i NIM. 04410674 Y1 - 2009/06/22/ N2 - ABSTRAK Pada usia remaja, umumnya kondisi jiwa seseorang masih labil dan belum mempunyai pedoman yang kokoh. Masa remaja adalah masa dimana bergejolaknya berbagai macam perasaan yang sering bertentangan satu sama lain. Asrama Diponegoro adalah asrama yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren Yayasan Ali Maksum Krapyak Yogyakarta yang diperuntukkan bagi santri yang masih duduk di bangku sekolah, sehingga hampir semua penghuninya adalah para remaja yang berusia antara 13-19 tahun. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan beberapa pokok permasalahan, yaitu: pertama, apa saja bentuk kenakalan remaja yang terjadi di asrama Diponegoro. Kedua, apa sebab-sebab kenakalan remaja yang terjadi di asrama Diponegoro. Ketiga, upaya apa yang dilakukan oleh pihak pembimbing asrama untuk menanggulanginya. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang mengambil lokasi di asrama Diponegoro. Sedangkan metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah: (1) metode interview (wawancara) secara mendalam, (2) metode observasi atau pengamatan secara langsung, dan (3) metode dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk kenakalan remaja yang terjadi di asrama Diponegoro adalah (1) kenakalan ringan, yaitu bentuk kenakalan remaja yang tidak terlalu merugikan atau membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Contohnya seperti membolos sekolah. (2) kenakalan sedang yaitu kenakalan yang mulai terasa akibat negatifnya, baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Contohnya seperti mencuri arus listrik. (3) kenakalan berat merupakan kenakalan remaja yang terasa merugikan diri sendiri dan orang lain, masyarakat dan negara dimana perbuatan tersebut sudah mengarah pada perbuatan yang melawan hukum. Contohnya seperti minum-minuman keras. Sebab-sebab kenakalan yang terjadi antara lain karena faktor internal yaitu faktor yang datang dari dalam diri sendiri, tanpa pegaruh orang lain maupun lingkungan sekitar. Selain itu juga ada faktor eksternal yaitu hal-hal yang mendorong timbulnya kenakalan tersebut, yang berasal dari luar diri anak. Sementara itu upaya yang dilakukan pembimbing dalam mengatasi kenakalan santri adalah (1) upaya represif yaitu tindakan untuk memberikan tekanan dan menahan kenakalan yang lebih parah. Misalnya seperti memanggil orang tua atau wali santri yang bermasalah. (2) upaya kuratif yaitu tindakan revisi akibat perbuatan nakal terutama individu yang telah melakukan kenakalan tersebut. Misalnya seperti mengeluarkan atau mengembalikan santri yang bermasalah kepada orang tuanya. Selain berupaya mengatasi kenakalan, pembimbing juga berupaya melakuakan upaya preventif (pencegahan) yaitu segala tindakan yang bertujuan mencegah timbulnya kenakalan baru atau meluasnya kenakalan terutama terhadap santri baru. PB - UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta KW - Kenakalan KW - Remaja KW - Santri Putra KW - Asrama Diponegoro KW - Pondok Pesantren KW - Ali Maksum M1 - skripsi TI - KENAKALAN REMAJA DI KALANGAN SANTRI PUTRA DI ASRAMA DIPONEGORO PONDOK PESANTREN YAYASAN ALI MAKSUM KRAPYAK YOGYAKARTA AV - restricted ER -