@article{digilib27067, volume = {Vol.12}, number = {No. 2}, month = {November}, author = {Mujahid}, title = {MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) DALAM KURIKULUM 2013 (Tinjauan Psikologi Perkembangan)}, publisher = {Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan}, year = {2015}, journal = {Pendidikan Agama Islam}, pages = {189--200}, keywords = {Content Standard, Arabic Language, Developmental Psycholog, Standar Isi, bahasa Arab, psikologi perkembangan.}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/27067/}, abstract = {This paper aimsto review thecontent standard ofthe Arabic languagesubject in 2013 curriculumfor MTsfrom the view of developmental psychology. On developmental psychology point of view, the content standardin Arabicsubject for MTssome o them have accordancewith thelevel ofdevelopmental psychology of studentsandothershave not in accordancewith thespirit development of learners.Arabicsubject in MTsthat has accordance withthe developmentof learner thinkingare stilldominatedbythe concrete thought. In addition, the material isalso in accordancewith theemotionalandmoraldevelopmentof students. However,if associatedwith a level ofabstractthinking, the material isnot yetsupported, thoughadolescencedevelopmental psychologyshouldbegin tobe directedtoabstractthinking. That incompatibilityappears fromthe materialthat presents moreconcrete materialsrather than abstractone. Tulisan ini bertujuan untuk meninjau standar isi materi pelajaran Bahasa Arab MTs kurikulum 2013 dari sisi psikologi perkembangan. Standar isi materi pelajaran bahasa Arab MTs secara psikologi perkembangan sebagian di antaranya telah sesuai dengan taraf perkembangan kejiwaan peserta didik dan sebagian yang lain tidak sesuai dengan perkembangan jiwa peserta didik. Materi pelajaran bahasa Arab MTs yang sesuai dengan perkembangan berfikir peserta didik dalam usia remaja masih didominasi oleh pemikiran yang kongkrit. Di samping itu, materi tersebut juga sesuai dengan perkembangan emosi dan moral peserta didik. Namun jika dihubungkan dengan taraf berfikir yang abstrak, materi tersebut belum mendukungnya, padahal secara psikologi perkembangan usia remaja harus mulai diarahkan untuk berfikir yang abstrak. Ketidaksesuaian tersebut nampak dari materi yang lebih banyak menyajikan materi-materi yang lebih bersifat kongkrit dan hanya sedikit yang menyentuh wilayah yang abstrak.} }