TY - THES N1 - D. KH. Abdul Mustaqim. S.Ag. M.Ag. ID - digilib27105 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/27105/ A1 - HAIZUMIAH, NIM. 13530047 Y1 - 2017/05/30/ N2 - Kisah dalam al-Qur`an, mengandung pesan yang hendak disampaikan. Pesan ini, sebenarnya adalah tujuan keagamaan sebagai hal terpenting dari setipa kisah untuk diungkap. Sementara itu, semiotika Barthes mengkaji bahasa untuk melacak ideologi yang ada di dalamnya setelah melalui pembacaan makna yang bersifat konotatif. Hal tersebut, tepat digunakan untuk menyaring tujuan yang ada di balik kisah. Sehingga, hasil dari makna konotatif ini digunakan untuk merangkai tujuan keagamaan yang membuktikan kesatuan kisah dalam suatu surat. Ada dua tahapan dalam analisisis semiotika Barthes. Pertama, pembacaan makna tingkat I. Pada tahapan ini, teks akan dianalisis dalam tataran lingustik. Ini dilakukan, untuk mendapatkan makna denotasi teks. Langkah-langkahnya ialah mengelompokkan leksia kedalam fragmen, lalu memecah fragmen ke dalam segmen disusul dengan penjelasan ayat. Dilanjutkan dengan menanalisis fakta-fakta kisah, yakni alur latar dan tokoh. Dalam analisis tokoh, Barthes menggunakan analisis aktansial Greimas. Terakhir, dalam fase ini akan dipaparkan analisis intertekstual kisah. Setelah pembacaan makna tingkat pertama selesai, akan dilanjutkan dengan pembacaan makna tingkat II. Dimana, dalam fase ini akan dicari makna konotatif kisah yang bersembunyi. Pada tahapan ini pula, akan dilihat kesatuan kisah yang disimpulkan lewat tujuan keagamaan yang ada di setiap kisah, sebagaimana yang dituturkan Khalafullah. Kisah yang diteliti disini ialah kisah pemuda b al-Kahfi, pemilik dua kebun, Musa dan hamba soleh serta Zul Qarnain. Setelah melalui dua pembacaan makna diatas, hasilnya sebagaimana berikut: Pemuda al-Kahfi, menjadi simbol kesabaran dan keteguhan dalam mempertahankan keimanannya dan teguran untuk nabi yang sedih karena perlakuan orang kafir. Kisah pemilik dua kebun menjadi simbol keniscayaan sirnanya harta. Harta, apapun bentuknya tidak dapat menyelamatkan seseorang kelak di Hari Pembalasan. Kisah Musa, menunjukkan ketinggian hati seseorang menjadi sebab tidak mendapatkan petunjuk. Sedang sosok hamba, menjadi , merupakan simbol dari perintah Allah untuk terus menyebarkan agama-Nya dan akan selalu diberi kemudahan karenanya. Ia, juga menjadi simbol keringan-tanganan pemimpin untuk membantu masyarakatnya yang lemah meski tanpa imblan. Kesimpulannya, kisah-kisah di atas memiliki empat tujuan utamanya, yakni menentramkan hati nabi Muhammad selaku penerima dan penyampai wahyu (yang diajak berdialog Allah), memberikan bimbingan berdakwah, memberikan harapan dan sugesti (untuk terus percaya dan berjuang) serta membuktikan kerasulan nabi dan bahwa yang dibawa nabi (al-Qur`an) adalah benar berasal dari Allah yang Maha Kuasa, Esa dan Mengetahui. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - analisisis semiotika Barthes M1 - skripsi TI - KESATUAN KISAH KHALAFALLAH DALAM QS AL KAHFI; ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES AV - restricted ER -