@incollection{digilib27176, volume = {Vol. 1}, number = {Cet. 1}, month = {December}, author = {. Masroer}, series = {Bunga Rampai}, booktitle = {Islam \& Pengembangan Ilmu Sosial Humaniora}, title = {VISI CIVIL SOCIETY DALAM POLA GERAKAN ORMAS ISLAM DI INDONESIA}, address = {Yogyakarta}, publisher = {Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga}, year = {2014}, pages = {80--87}, keywords = {Civil Society, Organisasi Kemasyarakatan}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/27176/}, abstract = {Civil Society dapat dimaknai sebagai kekuatan masyarakat yang terdiri atas berbagai institusi non-pemerintah yang mengimbangi institusi-institusi sentral negara. Dalam perspektif Islam transformatif, pemberian peran yang besar pada dvil society justru menjadi landasan pokok dan komitmen moral dalam setiap pengambilan keputusan kolektif. Artikel ini merupakan saripati dari hasil penelitian yang ingin melihat visi civil society dalam pola atau model gerakan dua ormas Islam di Yogyakarta, yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Hasil penelitian menunjukkan bahwa visi civil society Muhammadiyah lebih menekankan pada fungsi melaksanakan sebagian peran-peran negara, seperti mengembangkan lembaga-lembaga pendidikan, sosial, dan pelayanan kesehatan, serta mementingkan kelas menengah yang kuat untuk menciptakan kemandirian organisasi dan masyarakatnya di tengah kekuatan negara. Sedangkan NU lebih cenderung untuk mensinergikan ajaran agama Islam dengan budaya lokal, baik pada tingkat pemberdayaan maupun pada tataran pelestarian kearifan lokal dalam masyarakat. Dalam konteks tersebut, NU memposisikan diri sebagai pilot kebudayaan Islam dalam mendorong penguatan dan perluasan ruang terbuka bagi aktivitas agama dan kebudayaan yang menjadi dinamika umat untuk menjauhkan intervensi negara. Keywords: Civil Society, Organisasi Kemasyarakatan} }