TY - THES N1 - Dr. H. Djam'atmuri, M.A., ID - digilib27215 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/27215/ A1 - MUHAMMAD NASRULLAH, NIM. 97512478 Y1 - 2003/12/17/ N2 - Tulisan ini bermaksud mengeksplorasi bagaimana pengalaman keagamaan dalam agama-agama itu mewujud sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan yang menyusun suatu organis agama sebagai manifestasi orang beragama menuju Realitas Mutlak Pendekatan semacam ini dipandang perlu untuk mengurangi perdebatan dalam memahami fenomena keagamaan dan dianggap sebagai pemahaman yang berimbang tentang keagamaan, karena melibatkan sisi dalam (inner) antara diri pemeluk dengan Realitas Mutlaknya dan sisi luar (outer) yang memanifestasi dalam realitas sosial dari makna keagamaan yang menyatu dan dialami oleh manusia beragama. Pemahaman Ninian Smart tentang pengalaman keagamaan adalah salah satunya. Dalam pemikiran Ninian Smart, pengalaman keagamaan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keagamaan manusia yang merupakan responsive antara Realitas Mutlak dengan makhluk. Hubungan keduanya mewujud dalam dimensi pengalaman keagamaan yang ada dalam setiap tradisi keagamaan dan selalu berkembang serta berdialektika dengan dimensi pengalaman keagamaan kontemporer yang - walaupun di luar tradisi keagamaan - tetapi memberikan fungsi yang sama dengan agama baik secara psikologis maupun sosiologis. Dimensi pengalaman keagamaan tersebut adalah, pertama, dimensi mitos atau narasi; kedua, dimensi penghayatan atau emosional; ketiga, dimensi doktrin atau filosofis; keempat, dimensi ritual atau praktis; kelima, dimensi etika atau legal; keenam, dimensi sosial atau institusional; ketujuh, dimensi material. Ketujuh dimensi pengalaman keagamaan tersebut adalah sebagai anatomi yang menyusun organis agama yang tidak dapat dipisahkan dan selalu memberikan makna terhadap pengalaman manusia. Ketujuh dimensi teresebut tidak hanya menyusun agama tetapi juga terdapat dalam pengalaman keagamaan kontemporer yang terdiri dari pandangan dunia sekuler, misalnya Nasionalisme, Marxisme, Esksistensialisme. Dengan menggunakan ketujuh dimensi ini diharapkan bisa memenuhi kekurangan pendekatan agama dari satu sisi dan bisa menangkap pemahaman makna keagamaan yang bermaca-macam dalam tradisi keagamaan, baik Barat maupun Timur. Kalau dilihat dari ketujuh dimensi pengalaman keagamaan, antara agama dan pandangan dunia sekuler sama-sama mempunyai dimensi tersebut namun cara pemahamannya berbeda sebagaimana perbedaan antara tradisi keagamaan yang satu dengan tradisi yang lain yang dipengaruhi lingkungan di mana keyakinan tersebut muncul. Pengalaman keagamaan tradisional (agama-agama dunia) dengan pengalaman keagamaan kontemporer sating bersinggungan dan keduanya merupakan fenomena kemanusiaan yang tidak dapat diabaikan dalam perkembangan studi agama kontemporer. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Anatomi Agama KW - Studi Ninian Smart KW - Pengalaman Keagamaan M1 - skripsi TI - ANATOMI AGAMA (TELAAH STUDI NINIAN SMART TENTANG PENGALAMAN KEAGAMAAN) AV - restricted EP - 137 ER -