eprintid: 27242 rev_number: 11 eprint_status: archive userid: 71 dir: disk0/00/02/72/42 datestamp: 2017-08-14 01:41:55 lastmod: 2017-08-14 01:41:55 status_changed: 2017-08-14 01:41:55 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: MEGA ASIH SIREKY, NIM. 13530080 title: PENAFSIRAN TAQIYUDDIN AN-NABHANI TERHADAP SURAT AL-BAQARAH AYAT 31-33 ispublished: pub subjects: iath divisions: jur_ial full_text_status: restricted keywords: berpikir dangkal (at-tafkir as-sathi), berpikir mendalam (at-tafkir al-‘amiq), dan berpikir cemerlang (at-tafkir al-mustanir) note: Drs. Indal Abror, S.Ag. abstract: Penelitian ini berjudul Penafsiran Taqiyuddin an-Nabhani terhadap surat al-Baqarah ayat 31-33. Taqiyuddin menunjukkan bahwa surat tersebut memiliki komponen proses berpikir yang menyatakan bahwa ayat tersebut menunjukkan informasi sebelumnya (ma’lumat sabiqah) harus ada sampai pada pengetahuan apa pun. Nabi Adam a.s. telah diberi informasi oleh Allah SWT. Penelitian ini penulis menggunakan metode eksplanatori dan deskriptif analitis untuk menjelaskan Penafsiran Taqiyuddin an-Nabhani terhadap surat al- Baqarah ayat 31-33. Adapun empat unsur tersebut meliputi konsep berpikir Taqiyuddin an-Nabhani, karena unsur dengan konsepnya saling berkaitan. Konsep berpikir Taqiyuddin an-Nabhani terbagi menjadi tiga bagian yaitu berpikir dangkal (at-tafkir as-sathi), berpikir mendalam (at-tafkir al-‘amiq), dan berpikir cemerlang (at-tafkir al-mustanir). Akal merupakan deskripsi mengenai suatu fakta, dan yang dikehendaki dari akal. Demikian akal di bangun atas dasar realitas yang ada (musyahad) yang dapat di indera (mahsus) dan nash-nash akal bukanlah bagian dari organ tubuh tertentu akan tetapi merupakan proses berpikir. Dalam proses berpikir memerlukan empat unsur yaitu: fakta atau realita (kata, informasi), penginderaan fakta yang dikirim ke otak, otak manusia (otak yang bisa membedakan), informasi (informasi sebelumnya tentang fakta untuk dikaitkan dengan tiga hal diatas. Dalam empat unsur tersebut tidak terlepas dengan ayat-ayat al-Qur’an tentang berpikir. Namun, didalam kitab terjemahan at-Tafkir yaitu buku Hakekat Berpikir. Terdapat ayat lain yang dibahas di buku tersebut tetapi masih berkaitan tentang ayat-ayat berpikir seperti surat al-Baqarah ayat 31-33. Taqiyuddin an-Nabhani menafsirkan al-Baqarah ayat 31-33 adalah cara berpikir dan memiliki bagaimana cara kerja tingkatan berpikir. Kemudian empat unsur tersebut berkaitan dengan penafsiran al-Baqarah ayat 31-33 selanjutnya mengaplikasikan bagaimana cara metode konsep berpikir kepada manusia. Karena semua saling berhubungan satu sama lain antara empat unsur dan metode konsep berpikir. date: 2017-05-30 date_type: published institution: UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA department: FAKULTAS USHULUDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM thesis_type: skripsi thesis_name: other citation: MEGA ASIH SIREKY, NIM. 13530080 (2017) PENAFSIRAN TAQIYUDDIN AN-NABHANI TERHADAP SURAT AL-BAQARAH AYAT 31-33. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/27242/2/13530080_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/27242/1/13530080_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf