%0 Thesis %9 Masters %A MALIKI, NIM. 1520510074 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2017 %F digilib:27464 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Rekonsiliasi, Teori Naskh Sayyid Qutub, Surat al-Baqarah, Kitab Fi Zhilalil-Qur’an. %P 151 %T REKONSILIASI TEORI NASKH SAYYID QUTUB DAN APLIKASINYA DALAM SURAT AL-BAQARAH (STUDI KITAB FI ZHILALIL QUR’AN) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/27464/ %X Tema nâskh dalam studi al-Qur’ān merupakan tema yang kontroversial di kalangan para ulama, dan dipahamai secara beragam mulai sejak zaman sahabat, hingga para ulama modern-kontemporer. Hampir semua kitab ulumul Qur’an dan ushul fiqih, selalu menyebutkan bab naskh wal mansukh, karena pengetahuan tentang teori nâskh oleh para ulama’ dijadikan salah satu pra-syarat untuk menafsirkan al-Qur’ān. Ini artinya bahwa pemahaman yang baik mengenai teori nâskh sangat penting untuk diketahui oleh para calon mufasir. Jawaban terhadap persoalan-persoalan yang terkait dengan naskh tersebut lazimnya didominasi oleh penafsiran ulama-ulama hukum dalam memandang ayat-ayat yang dipandang bertentangan satu sama lainnya. Penelitian ini melihat dari sisi lain, yaitu dari perpektif rekonsiliasi naskh yang ditawarkan oleh Sayyid Qutub dalam kitab Fi Zhilalil Qur’annya. Oleh sebab itu, Fokus penelitian ini setidaknya menjawab tiga persoalan:(1) Struktur Dasar Rekonsiliasi Teori Naskh Sayyid Qutub dalam Kitab Tafsir Zhilalil Qur’an; (2) rekonsiliasi Ayat-Ayat al- Qur’an yang Dipandang Naskh oleh Sayyid Qutub; (3) aplikasi penafsiran Sayyid Qutub terhadap ayat-ayat yang mengalami Naskh dalam surat al-Baqarah. Penelitian ini adalah penelitian library research yang bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan historis-analitis. Dengan pendekatan tersebut penulis berusaha menganalisis penafsiran Sayyid dalam kitab Fi Zhilalil Qur’an, kemudian penulis akan menunjukkan bagaimana aplikasi rekonsiliasi teori naskh Sayyid Qutub serta Implikasinya dalam penafsiran al-Qur’an. Hasil peneltian ini menunjukkan bahwa Sayyid Qutub berhasil merekonsiliasi ayat-ayat al-Qur’an yang dipandang naskh dalam kitab Fi Zhilalil- Qur’an. Sayyid Qutub membagi naskh menjadi dua yaitu nâskh tāsyri’i dan nâskh tākwiniy. Naskh tasyri’i ialah penghapusan yang tidak terjadi dalam al- Qur’ān; artinya, tidak terjadi nâskh antara sesama ayat al-Qur’ān. karena proses naskh tasyri’i sudah final dengan berakhirnya masa risalah Nabi. Sedangkan naskh takwini ialah terjadinya peristiwa mukjizat yang merupakan manifestasi “intervensi” Tuhan terhadap roda kehidupan manusia. Bentuk aplikasi rekonsiliasi yang dilakukan oleh Sayyid Qutub khususnya dalam surat al-Baqarah yang terkait dengan isu-isu kiblat, qishas, wasiat, dan isu ‘iddah. Sayyid Quṭub melihat bahwa seluruh pesan yang dikemukakan oleh al-Qur’ān bersifat sistematik-implementatif. %Z Dr. H. Abdul Mustaqim, M.Ag.,