%0 Thesis %9 Skripsi %A CHOIRIANA NUR HAMIDAH, NIM. 10250067 %B FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI %D 2017 %F digilib:27717 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K stereotip, gender, partisipasi, penyandang disabilitas, keluarga, lingkungan %T PENGARUH STEREOTIP GENDER TERHADAP PARTISIPASI PENYANDANG DISABILITAS NETRA DI LINGKUNGAN KELUARGA DAN MASYARAKAT (ANGGOTA DEWAN PIMPINAN DAERAH IKATAN TUNANETRA MUSLIM INDONESIA KOTA YOGYAKARTA) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/27717/ %X Pengaruh Stereotip Gender Terhadap Partisipasi Penyandang Disabilitas Netra di Lingkungan Keluarga dan Masyarakat (Anggota Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia Kota Yogyakarta). Skripsi: Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial. Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2017. Berbicara tentang stereotip gender yang melekat pada penyandang disabilitas netra tentu berbeda dengan pada non disabilitas netra. Konstruksi gender yang telah terbentuk secara sosial dan kultural serta kondisi fisik yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan tersebut. Jika sebelumnya banyak tulisan yang berbicara tentang konsep gender, kesadaran gender, dan juga pemahaman penyandang disabilitas tentang disabilitas itu sendiri, tulisan ini lebih mengangkat tema tentang stereotip gender yang dilekatkan pada penyandang disabilitas netra serta pengaruhnya terhadap partisipasi mereka baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Tulisan ini disusun dengan metode kualitatif untuk menyajikan fakta kajian yang lebih mendalam. Penulis menemukan bahwa masih banyak penyandang disabilitas netra yang hidup dalam kungkungan stereotip gender baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Stereotip-stereotip ini disadari atau tidak tumbuh dari konstruksi sosial yang menempatkan penyandang disabilitas netra sebagai obyek yang perlu dikasihani, lemah, dipandang tidak mampu melaksanakan fungsi-fungsi sosial tertentu, dan sebagainya. Hal ini jelas berpengaruh terhadap partisipasi mereka baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat, mulai dari bidang pendidikan dimana penyandang disabilitas netra seringkali dianggap bukan prioritas dalam keluarga untuk memperoleh pendidikan tinggi, pembatasan atau pelarangan melakukan aktifitas tertentu yang berujung pada pandangan bahwa mereka tidak mampu melakukan hal tersebut, dan sebagainya. Hal ini menjadi hambatan bagi mereka untuk berpartisipasi baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Namun begitu, kesadaran akan stereotip yang tumbuh di sekitar mereka menjadi motivasi yang kuat untuk dapat berbuat banyak dalam rangka mewujudkan partisipasi mereka baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat. %Z Lathiful Khuluq, Drs, MA, BSW, Ph.D