@phdthesis{digilib27737, month = {May}, title = {PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH BERBASIS SKILL DI BALAI PERLINDUNGAN DAN REHABILITASI SOSIAL REMAJA (BPRSR) YOGYAKARTA}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM. 13250095 WITANTRI YULIANI}, year = {2017}, note = {Drs. Lathiful Khuluq, MA, BSW, Ph.D.}, keywords = {Pemberdayaan, Remaja, Putus Sekolah, Berbasis Skill}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/27737/}, abstract = {Witantri Yuliani, 13250095, Penelitian ini berjudul "Pemberdayaan Remaja Putus Sekolah Berbasis Skill di Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja". Latar belakang penelitian ini berawal dari maraknya remaja yang mengalami putus sekolah. Penyebabnya sendiri juga beravariatif, mulai dari permasalahan kemiskinan, kenakalan dan faktor broken home. Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja sebagai suatu lembaga yang bergerak di bidang penanggulangan remaja yang mengalami permasalahan sosial memberikan pelayanan yang bersifat memberdayakan remaja binaan dengan basic skill yang dimiliki. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana proses pemberdayaan remaja putus sekolah berbasis skill di Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja Yogyakarta dan untuk mengetahui indikator keberdayaan remaja putus sekolah berbasis skill di Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik penggumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ada 5 orang remaja binaan dengan masing-masing bidang skill yang ditekuni, Kepala Seksi Bidang Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial, 2 orang Pekerja Sosial, 1 orang Instruktur Keterampilan. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu pemberdayaan remaja putus sekolah berbasis skill di Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja (BPRSR) Yogyakarta menggunakan strategi peningkatan kesadaran dan pendidikan serta pendekatan pemberdayaan yang diterapkan meliputi pendekatan pemungkinan, pendekatan penguatan, pendekatan perlindungan, pendekatan penyokongan, dan pendekatan pemeliharaan. Serta terdapat lima indikator keberdayaan yang sudah terpenuhi yakni kekuasaan atas pilihan pribadi dan lingkungan hidup, kekuasaan untuk mempertahankan Hak Azasi Manusia, kekuasaan atas gagasan, kekuasaan atas kegiatan ekonomi, dan kekuasaan atas reproduksi. Sedangkan indikator yang belum terpenuhi dengan maksimal ada tiga yaitu kekuasaan atas definisi kebutuhan, kekuasaan atas lembaga-lembaga, dan kekuasaan atas sumber daya.} }