relation: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/28226/ title: STATUS BPJS KESEHATAN MENURUT ISLAM: STUDI KOMPARATIF MENURUT HASIL KEPUTUSAN MUI DAN HASIL KEPUTUSAN NU creator: BAKHTIAR YUSUF, NIM. 13360042 subject: Perbandingan Madzhab description: Kesehatan adalah hak dasar setiap orang, dan semua warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Dengan mempertimbangkan tingkat urgensi kesehatan termasuk menjalankan amanah UUD 1945, maka pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah telah melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan kemudahan akses pada fasilitas kesehatan. Oleh sebab itu, pemerintah menuangkanya kedalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau kemudian disebut dengan BPJS Kesehatan. Pada tahun 2015, MUI dalam agenda Ijtima’ Ulama se-Indonesia mengeluarkan beberapa fatwa, salah satunya adalah fatwa tentang BPJS Kesehatan. Di dalam fatwa tersebut MUI berpendapat bahwa secara umum BPJS Kesehatan belum mencerminkan konsep ideal jaminan sosial dalam Islam. Kemudian PBNU dalam agenda Muktamar NU di Jombang juga melakukan pembahasan yang sama terkait dengan status hukum BPJS Kesehatan melalui lembaga Bahtsul Masail. Di dalam kesimpulanya PBNU menilai bahwa BPJS Kesehatan yang selama ini di jalankan oleh pemerintah tidak ada masalah dalam kacamata syariah karena prinsip BPJS Kesehatan bukan seperti prinsip asuransi pada umumnya. Hal ini berbeda dari fatwa yang dikeluarkan oleh MUI. Melihat perbedaan pendapat kedua lembaga tersebut, maka penyusun tertarik untuk mengkaji bagaimana metode pengambilan keputusan hasil Ijtima’ Ulama MUI dan Bahtsul Masail NU dalam menetapkan status hukum BPJS Kesehatan, serta letak persamaan dan perbedaan kedua lembaga tersebut dalam menetapkan status hukum BPJS Kesehatan. Selain itu, penyusun juga tertarik untuk melihat hasil fatwa tersebut melalui perspektif kemaslahatan. Dalam melakukan kajian ini, penyusun menggunakan metode maslahah, yaitu suatu ilmu yang digunakan untuk menilai sebuah keputusan hukum berdasarkan kemanfaatan yang akan dicapai bagi masyarakat. Dengan kata lain, metode maslahah ini kemudian akan digunakan sebagai analisis sebuah fatwa. Selain itu, penyusun juga melakukan kajian ini menggunakan cara library research sebagai metode pencarian data-data dan menyampaikanya dengan cara deskriptip-analitik. Untuk data primer merujuk kepada hasil keputusan fatwa MUI dan Bahtsul Masail NU, sedangkan untuk sumber pendukung merujuk kepada buku, jurnal, dan karya ilmiah lainya yang terkait dengan tema. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam menetapkan sebuah fatwa baik MUI maupun NU mempunyai model penetapan dan hasil yang berbeda. MUI menilai bahwa BPJS Kesehatan belum sesuai dengan syariah karena di dalam akad antar para pihak masih mengandung unsur gharar, maisir, dan riba dengan penekanan kepada teks-teks al-Quran dan Sunnah serta pendapat ulama. Sedangkan NU menilai BPJS Kesehatan sudah sesuai dengan syariat Islam karena masuk kedalam akad ta’awun yang didapatkan melalui penalaran terhadap kitab-kitab para ulama. date: 2017-07-17 type: Thesis type: NonPeerReviewed format: text language: id identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/28226/1/13360042_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf format: text language: id identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/28226/2/13360042_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf identifier: BAKHTIAR YUSUF, NIM. 13360042 (2017) STATUS BPJS KESEHATAN MENURUT ISLAM: STUDI KOMPARATIF MENURUT HASIL KEPUTUSAN MUI DAN HASIL KEPUTUSAN NU. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.