%0 Thesis %9 Skripsi %A ERIN FERIANI, NIM. 13720002 %B FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA %D 2017 %F digilib:28305 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K interaksi sosial, dosen, mahasiswa difabel, perguruan tinggi inklusif %P 136 %T INTERAKSI SOSIAL DOSEN TERHADAP MAHASISWA DIFABEL DI PERGURUAN TINGGI INKLUSIF UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/28305/ %X Interaksi sosial merupakan hubungan antara dua orang atau lebih yang terjadi karena adanya kontak dan komunikasi. Interaksi sosial di Perguruan Tinggi yang menerapkan pendidikan inklusif secara tidak langsung menjadi kewajiban dosen terhadap mahasiswa difabel. Interaksi sosial dosen terhadap mahasiswa difabel di Perguruan Tinggi Inklusif UIN Sunan Kalijaga dapat berbeda-beda dikarenakan habitus dan lingkungannya. Interaksi sosial tersebut dapat bersifat positif (asosiatif) atau negatif (disosiatif). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk interaksi sosial dosen terhadap mahasiswa difabel di Perguruan Tinggi Inklusif UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori habitus dan lingkungan dari Pierre Bourdieu. Adapun metode yang digunakan yaitu metode penelitian kulitatif dengan pendekatan studi kasus simultaneous cross sectional dimana waktu penelitian yang digunakan lebih dipersingkan dan menggunakan subjek yang berbeda. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bentuk interaksi sosial dosen terhadap mahasiswa difabel di Perguruan Tinggi Inklusif UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta terbagi menjadi empat bentuk. Pertama, interaksi sosial positif (asosiatif) terbentuk karena adanya kerjasama dari pihak dosen. Kerjasama tersebut menjadi habitus dalam diri dosen yang dibentuk oleh motivasi alturistik (motivasi untuk menolong sesama) dan adanya tuntutan situasi untuk memberlakukan struktur di UIN Sunan Kalijaga yaitu menerapkan pendidikan inklusif. Kedua, interaksi sosial negatif (disosiatif) terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara struktur dengan apa yang ada di dalam dan di luar pemikiran dosen. Hal tersebut memunculkan kontravensi dalam diri dosen sehingga menyebabkan dosen belum melakukan interaksi sosial yang negatif (disosiatif) terhadap mahasiswa difabel. Ketiga, interaksi sosial asosiatif-disosiatif terjadi karena kerjasama yang dilakukan dosen untuk memodifikasi pembelajaran tidak mendapatkan feedback yang baik dari mahasiswa difabel. Kondisi sosial tersebut membentuk habitus baru dimana dosen berbalik melakukan interaksi sosial negatif (disosiatif). Keempat, interaksi sosial disosiatif-asosiatif karena hilangnya kontravensi dalam diri dosen. Hal tersebut disebabkan oleh sikap kooperatif mahasiswa difabel dan bertambahnya pemahaman dosen mengenai difabel. %Z Achmad Zainal Arifin, Ph.D