%A NIM. 13530051 AIDA NAHAR %O Dr. KH. Hilmy Muhammad, MA %T KONSEP HUBB DALAM AL-QUR’AN (ANALISIS SEMANTIK TOSHIHIKO IZUTSU) %X Konsep hubb terkait erat dengan kehidupan sehari-hari. Siapa pun pasti mengalami cinta. Baik itu berupa cinta dari aspek biologis, sosial, maupun teologis. Inilah salah satu alasan mengapa peneliti memilih kata hubb. Beberapa alasan yang lain adalah pertama, kata hubb merupakan salah satu kata kunci dalam al-Qur’an yang menjelaskan konsep perbuatan, baik berupa konsep ibadah, maupun konsep sosial yang dicintai oleh Allah dan ini penting untuk diketahui sebagai penopang kehidupan sehari-hari. Kedua, terdapat kata lain dalam al- Qur’an yang digunakan untuk menjelaskan konsep hubb seperti wudd, rahmah, ragbah dan sakinah. Ketiga, terjemah al-Qur’an hanya memberikan gambaran awal dari makna kata hubb, sehingga membutuhkan penjelasan lebih mendalam agar bisa mengetahui maknanya secara komprehensif. Penelitian ini menggunakan pendekatan semantik Toshihiko Izutsu. Dalam pendekatan ini ada tiga fokus utama yang akan diteliti, pertama yaitu makna dasar dan makna relasional yang meliputi sintagmatik dan paradigmatik, kedua yaitu sinkronik dan diakronik yang meliputi periode pra Qur’anik, Qur’anik, dan pasca Qur’anik dan ketiga yaitu weltanschauung. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, berikut temuan-temuannya. Hubb memiliki makna dasar suka, cinta, ingin dan berharap. Lalu makna Relasional hubb dari sisi sintagmatik tidak ditemukan. Sedangkan dari sisi paradigmatik kata hubb selalu dihubungkan dengan konsep Allah, Harta; sepeti kata mal, nafaqa, dan khair. Kata hubb juga memiliki padanan semantik dengan kata rahmah, wudd, sakinah dan ragbah. Konsep hubb ternyata tidak hanya menyinggung konsep teologis namun juga menyoalkan konsep sosiologis. Penggunaan hubb pada masa Qur’anik mengalami makna yang statis terutama pada masa Makkiyah. Hubb pada masa awal penurunannya mengalami sinkronik dengan selalu mengarah pada konsep manusia yang terlena terhadap kehidupan dunia disertai konsep eskatologi. Begitupun dengan ayat-ayat Madaniyah, hubb mengalami sinkronik kata yang selalu berhubungan dengan konsep pembangunan etika dan moral manusia. Tetapi tidak jarang pula hubb bermakna pada konsep keimanan dan spiritualitas, yang berarti memiliki pergeseran makna juga. Hubb selalu dikaitkan dengan konsep membangun akhlak. Konsep ini adalah salah satu misi yang dibawa al-Qur’an. Pandangan hubb dalam al-Qur’an bisa dilihat dari ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah yang lebih bermakna pada unsur akhlak yang negatif dan positif lalu pada akhir-akhir ayat Madaniyah lebih menekankan pada konsep keimanan. Pada Masa pra Qur’anik lebih mengandung konsep cintanya masyarakat jahiliyah yang hedonis dan materialisme serta apatis terhadap kaum lemah. Berbeda dengan masa Pasca Qur’anik yang telah menjadi konsep amalan ibadah dalam rangka mencapai ma’rifat Allah hingga menjadi suatu organisasi yang tersistematis dan berkembang pesat di berbagai Negara. %K konsep Hubb dalam Al-Qur'an %D 2017 %I UIN Sunan Kalijaga %L digilib28387